"Langkah Polri ini saya kira mampu menghentikan arus judi online yang semakin tak terkendali ini,"
Jakarta (ANTARA) - Analis intelijen, pertahanan dan keamanan, Ngasiman Djoyonegoro mendukung Polri untuk memberantas judi online baik dari oknum maupun masyarakat ini merupakan bentuk penyelamatan generasi bangsa dan aset finansial warga.
"Langkah Polri ini saya kira mampu menghentikan arus judi online yang semakin tak terkendali ini," kata pria yang akrab dipanggil Simon di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, keberhasilan Polri membongkar dan menangkap jaringan judi online, termasuk sejumlah aktor yang merupakan oknum merupakan langkah signifikan dalam memberantas penyakit masyarakat tersebut.
Simon juga mengapresiasi langkah Polri terhadap maraknya penengahan judi online, karena ada 4 juta penduduk yang terjerat dan statusnya sudah level darurat.
"Yang patut dibanggakan dari cara Polri memberantas judi online, tidak hanya memberantas di masyarakat, tapi juga tegas terhadap oknum di dalam kepolisian yang terlibat, entah dia sebagai pengguna atau peran lain," tuturnya.
Keterlibatan oknum-oknum ini, menurut Simon, penting untuk ditelusuri lebih lanjut untuk menumpas judi online hingga akar-akarnya.
"Kami tidak ingin generasi bangsa ini dirugikan, baik secara ekonomi, finansial maupun sosial karena adanya judi online ini," ujarnya.
Ke depan, lanjut Simon, Polri diharapkan lebih aktif dalam melibatkan aduan dan laporan masyarakat terkait judi online ini.
Selain itu, pihaknya juga mendorong Polri untuk melibatkan Kelompok teknologi yang sehari-hari bergelut dengan internet, programming aplikasi dan penyedia jasa internet untuk pencegahan di masa yang akan datang.
Polri diharapkan dapat lebih rajin untuk melakukan sweeping online untuk mencegah keberadaan judi online yang sering muncul dalam format yang kadang tidak kita pikirkan.
"Disamping itu, kerja sama dengan pihak-pihak terkait yang memiliki kewenangan untuk memberantas judi online perlu ditingkatkan kembali," katanya dalam keterangan tertulis.
Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2024