Jakarta (ANTARA) - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Self-Regulatory Organization yang terdiri dari PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dengan dukungan Otoritas Jasa Keuangan menyelenggarakan Grand Launching produk derivatif baru, yaitu Kontrak Berjangka Saham (KBS) atau lebih dikenal dengan Single Stock Futures (SSF).

Mengusung tema “Level Up Your Trading with Single Stock Futures”, acara ini dihadiri oleh Kepala Departemen Pemeriksaan Khusus, Pengawasan Keuangan Derivatif, Bursa Karbon, dan Transaksi Efek OJK I Made Bagus Tirthayatra, Direktur Utama BEI Iman Rachman, Direktur Utama KPEI Iding Pardi, dan Direktur Utama KSEI Samsul Hidayat.

Direktur Utama BEI Iman Rachman di Main Hall BEI, Jakarta, Selasa, menjelaskan SSF merupakan produk derivatif baru berupa perjanjian atau kontrak antara dua belah pihak untuk menjual atau membeli suatu saham di masa depan dengan harga yang telah ditentukan.

Ia menjelaskan, SSF memiliki kelebihan dibandingkan produk investasi lainnya, diantaranya, pertama, investor dapat melakukan lindung nilai (hedging) atas portofolio dari pergerakan harga saham underlying.
 
Kedua, SSF dapat digunakan sebagai alternatif investasi bagi investor untuk sarana profit optimization, baik saat keadaan pasar sedang bullish maupun bearish.
 
"Investor dapat mengambil posisi beli (long) ketika pasar sedang bullish atau posisi jual (short) ketika pasar sedang bearish untuk memperoleh potensi keuntungan," ujar Iman.
 
Ketiga, lanjutnya, dana yang dibutuhkan investor jauh lebih kecil dibandingkan membeli saham secara langsung, karena SSF ditransaksikan secara leverage.
 
Kemudian, ke empat, realisasi keuntungan investor didapatkan lebih cepat karena penyelesaian SSF diselesaikan secara tunai dalam 1 Hari Bursa (T+1).
 
Selain itu, lanjutnya, sama seperti produk-produk lainnya yang ditransaksikan melalui BEI, perdagangan SSF di BEI merupakan transaksi yang aman dan transparan karena ditransaksikan secara real time di bursa, diawasi oleh BEI dan OJK, serta penyelesaian transaksinya dijamin oleh KPEI.
 
Iman menjelaskan SSF yang diluncurkan menggunakan anggota Indeks LQ45 sebagai konstituen underlying.
 
Adapun, underlying SSF tersebut merupakan lima saham yang likuid dan memiliki fundamental baik, diantaranya BBRI, BBCA, MDKA, TLKM, dan ASII.
 
"Investor yang ingin bertransaksi SSF dapat membuka rekening derivatif di perusahaan sekuritas Anggota Bursa (AB) yang telah memperoleh izin sebagai AB derivatif," ujar Iman.
 
Saat peluncuran, terdapat tiga AB derivatif, yaitu PT Binaartha Sekuritas, PT Ajaib Sekuritas Asia, dan PT Phintraco Sekuritas. Adapun PT Binaartha Sekuritas juga bertindak sebagai Liquidity Provider atas perdagangan SSF di pasar sekunder.

Iman mengatakan BEI akan terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada investor agar lebih mengenal dan memahami mekanisme perdagangan, serta potensi risiko dan return dalam berinvestasi di kontrak berjangka.
 
“BEI akan senantiasa adaptif dan inovatif dalam mengembangkan variasi produk non-saham, termasuk produk derivatif, agar dapat dimanfaatkan oleh investor pasar modal Indonesia untuk mengoptimalkan keuntungan," ujar Iman.
 
Pihaknya mengajak AB untuk turut aktif dalam perdagangan derivatif di BEI.
 
“Saat ini baru terdapat tiga AB yang telah menyediakan fasilitas perdagangan single stock futures yaitu PT Binaartha Sekuritas, PT Phintraco Sekuritas, dan PT Ajaib Sekuritas Asia. Semoga setelah ini akan lebih banyak lagi anggota bursa yang turut serta meramaikan perdagangan derivatif dengan menjadi anggota bursa derivatif," ujar Iman.
 
Dengan peluncuran SSF, Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik berharap investor dapat memanfaatkannya sebagai alternatif produk investasi.
 
“Investor dapat mengoptimalkan keuntungan investasinya dengan SSF melalui capital gain dan dapat menjadi hedging saat pasar sedang bearish," ujar Jeffrey.
 
Dengan kehadiran SSF, Ia berharap dapat meningkatkan minat masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia sehingga dapat mendukung peningkatan likuiditas, jumlah investor, dan resiliensi pasar modal terhadap fluktuasi pasar global di masa depan.

Baca juga: IHSG ditutup melemah di tengah penguatan mayoritas bursa kawasan Asia
Baca juga: Pasar modal Indonesia gelar CMSE 2024 berikan edukasi berinvestasi
Baca juga: IHSG Senin dibuka melemah 22,35 poin

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024