Jakarta (ANTARA News) - Terpilihnya Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK-PBB) periode 2007-2008 bukan hanya simbol kepercayaan dunia internasional, tetapi juga tantangan bagi Indonesia dalam bersikap. "Tantangannya adalah bersikap sesuai prinsip, atau mempertimbangkan berdasarkan konsekuensi, situasi, kondisi dan kemampuan kita," kata diplomat senior Wiryono Sastrohandoyo saat dihubungi di Jakarta, Selasa. Dia mengemukakan kepercayaan dunia internasional dengan memilih RI di keanggotaan tidak tetap DK PBB harus dilihat sebagai tanggung jawab Indonesia dalam keamanan dunia dan hal itu akan terlihat dalam perdebatan-perdebatan di DK PBB. Wiryono mencontohkan tantangan yang akan dihadapi adalah dalam masalah nuklir Iran di mana pertemuan puncak Non-blok di Havana menyatakan mendukung Iran untuk mendapatkan nuklir yang damai. "Sedangkan di PBB hal itu masih berkembang, kita konsisten dengan nuklir yang damai adalah hak, tapi di PBB Iran dituduh berpotensi membuat bom. Delegasi kita yang duduk di PBB akan menempuh jalan yang tidak mudah, belum jelas sikap kita," katanya. Mantan Dutabesar Indonesia di Buenos Aires, Wina, Paris, dan Canberra itu mengemukakan sekarang dunia seolah didominasi Amerika Serikat dan Indonesia akan dihadapkan kepada berbagai situasi yang kemungkinan berseberangan dengan Amerika Serikat. "Keikutsertaan Indonesia di DK PBB adalah mandat yang sesuai konstitusi kita tentang perdamaian dunia, jadi kita harus bisa berdiplomasi canggih dan cerdas. Pidato-pidato kita di DK PBB akan disorot," kata Wiryono yang kini menjabat gubernur untuk Indonesia dari Asia Europe Foundation (ASEF). Dia mengharapkan para wakil rakyat memberi dukungan penuh terhadap keanggotaan RI di DK PBB, karena hal itu merupakan tanggungjawab Indonesia terhadap perdamaian dunia. "Saya harap parlemen kita tidak lagi bersikap terlalu keras dalam masalah luar negeri, karena hal itu kadang membuat proses diplomasi kita repot," katanya. Posisi sebagai anggota tidak tetap DK PBB juga mengharuskan RI menempatkan para diplomat yang benar-benar mengerti permasalahan serta mampu menyampaikan pendapat Indonesia secara jelas. Indonesia, pada Senin (16/10) terpilih menjadi anggota tidak tetap DK PBB melalui pemungutan suara yang dilakukan oleh Majelis Umum di markas besar PBB di New York. Dalam pertarungan memperebutkan kursi keanggotaan tidak tetap DK PBB untuk mewakili kawasan Asia ini Indonesia berhasil mengalahkan Nepal. Indonesia memperoleh 158 suara, sementara Nepal hanya mendapatkan 28 suara. Untuk dapat terpilih menjadi anggota tidak tetap DK PBB dibutuhkan dua pertiga suara dari keseluruhan 192 negara anggota PBB yang memiliki hak pilih. Indonesia akan memulai tugasnya di badan PBB paling berpengaruh tersebut pada 1 Januari 2007 selama periode dua tahun, sebelumnya Indonesia yang menjadi anggota tidak tetap DK PBB pada 1973-1974 dan 1995-1996. Selain Indonesia, ada empat negara lainnya yang juga ikut memperebutkan lima kursi keanggotaan tidak tetap DK PBB, yaitu Belgia dan Italia yang mewakili kawasan Eropa Barat, dan Afrika Selatan untuk kawasan Afrika. Sementara pemilihan wakil kawasan Amerika Latin dan Karibia masih menunggu pemungutan suara lanjutan antara Venezuela dan Guatemala karena belum mencapai dua pertiga suara yang dibutuhkan untuk mendapatkan kursi tersebut. Keempat negara tersebut akan menduduki kursi yang saat ini ditempati Denmark, Jepang, Tanzania dan Yunani karena keanggotaan mereka di Dewan Keamanan berakhir pada 31 Desember 2006. Lima negara anggota tidak tetap DK PBB yang masa tugasnya berakhir pada 31 Desember 2007 adalah Kongo, Ghana, Peru, Qatar dan Slowakia. Sementara lima negara anggota tetap DK PBB adalah Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Perancis dan China. (*)

Copyright © ANTARA 2006