Banyak calon penumpang yang terpaksa berdiri bahkan duduk di lantai stasiun karena kursi yang tersedia di lobi tidak cukup menampung penumpang.
"Kepadatan tersebut masih tergolong normal karena sekarang tidak ada istilah puncak arus mudik," ujar Humas Stasiun Gambir Yanti Setiawan.
Menurut Yanti, jumlah penumpang dihitung berdasarkan tempat duduk masing-masing, tidak ada penumpang yang berdiri sehingga rata-rata ada 12.000 penumpang yang diberangkatkan dengan 35 kereta dalam sehari.
Yanti mengakui jumlah penumpang pada musim mudik tahun ini turun dibanding tahun lalu, dan terutama dikontribusi dari menurunnya jumlah penumpang infant (bayi) yang biasanya dikenakan tarif 10 persen dari harga tiket.
Berdasarkan data yang masuk pada Minggu (27/7) mulai pukul 05.15 hingga pukul 11.20 WIB, pengguna jasa kereta api di Stasiun Besar Gambir berjumlah 5.662 penumpang yang berangkat dengan 15 KA reguler dan 1 KA tambahan.
Total jumlah penumpang yang menggunakan jasa kereta api di stasiun yang berlokasi di Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat itu sejak Jumat (18/7) hingga Sabtu (26/7) sebanyak 90.360 penumpang.
Selain 30 KA reguler yang digunakan sebagai angkutan Lebaran, PT KAI juga menyediakan lima KA tambahan di Stasiun Gambir yaitu KA Argo Dwipangga Fakultatif, KA Gumarang Lebaran, KA Purwojaya Lebaran, KA Gajayana Lebaran, dan KA Argo Lawu Fakultatif.
Bonnie Isramirania, salah satu penumpang tujuan Bandung menuturkan bahwa dirinya selalu menggunakan jasa kereta api eksekutif meskipun jarak tempuh dari Jakarta ke Bandung tidak terlalu jauh.
"Lebih nyaman dan yang jelas bebas macet," katanya sambil tersenyum.
Pewarta: Yashinta Difa/Teguh Handoko
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014