Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa, menyatakan penempatan ini untuk memperkuat layanan kesehatan ibu dan anak di wilayah yang masih kekurangan tenaga medis spesialis.
Hingga November 2024, Kemenkes telah menempatkan 30 dokter spesialis lulusan luar negeri di berbagai rumah sakit daerah di Indonesia, di antaranya di Sulawesi Utara, Aceh, Gorontalo, Maluku, Papua Barat, NTT, dan NTB.
Adapun dokter spesialis WNI lulusan luar negeri yang melaksanakan adaptasi, atau disebut sebagai Adaptan, mendapatkan kesempatan untuk memahami kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia serta tantangan khusus di daerah dengan keterbatasan akses layanan kesehatan.
Baca juga: Menkes: Konsil, kolegium bidang kesehatan utamakan akses bagi publik
Para adaptan tersebut merupakan lulusan dokter spesialis dari Filipina, Jerman, China, Malaysia, Jepang, dan Inggris.
Proses tersebut diharapkan dapat mempercepat integrasi dokter ke dalam sistem kesehatan Indonesia dan meningkatkan kualitas pelayanan medis di daerah yang membutuhkan.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengapresiasi Kolegium Obstetri dan Ginekologi (Obsgin) yang telah mempercepat proses adaptasi bagi para diaspora obsgin.
Budi berharap inisiatif itu dapat menjadi teladan bagi kolegium-kolegium lainnya, sehingga proses adaptasi bagi tenaga medis profesional dapat lebih cepat dan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan yang berkualitas dapat semakin mudah dan merata.
Baca juga: Menkes minta bantuan konsil kedokteran tingkatkan akses kesehatan
"Langkah ini sangat berarti dalam mendukung peningkatan kualitas layanan kesehatan di Indonesia,” ujarnya.
Kolegium Obstetri dan Ginekologi juga menyoroti pentingnya memperbaiki akses masyarakat Indonesia terhadap layanan kesehatan berkualitas, terutama dalam bidang kesehatan ibu dan anak. Kabupaten Lembata dan daerah-daerah sekitarnya di NTT menghadapi kekosongan tenaga medis spesialis, yang mengakibatkan terbatasnya akses layanan kesehatan ibu dan anak, terutama dalam hal persalinan yang aman dan perawatan kesehatan reproduksi.
Penempatan ini diharapkan dapat membantu mengurangi kesenjangan layanan kesehatan di NTT dan memberikan akses yang lebih baik bagi masyarakat, khususnya bagi ibu hamil dan perempuan.
Penempatan ini juga merupakan contoh konkret dari sinergi dan koordinasi yang terus dilakukan oleh Kolegium Obsgin dengan Kemenkes setelah perubahan struktur di bawah Konsil Kedokteran Indonesia yang kini berubah menjadi Konsil Kesehatan Indonesia.
Baca juga: AIPKI: Upaya pemerataan dokter hingga ke daerah harus diperkuat
Dengan adanya penempatan dokter spesialis obsgin di RSUD Lewoleba, Kolegium Obsgin berkomitmen untuk berperan dalam mempercepat pemerataan tenaga medis spesialis obsgin di seluruh Indonesia dan memastikan bahwa masyarakat, khususnya ibu dan anak, mendapatkan pelayanan medis yang mereka butuhkan.
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024