Kedua belah pihak akan mematuhi filosofi pembangunan yang berpusat pada rakyat, revitalisasi dan modernisasi pertanian dan pedesaan, serta terus meningkatkan kesejahteraan kedua bangsa, papar pernyataan bersama yang dirilis pada 9 November tentang pemajuan kemitraan strategis komprehensif dan komunitas China-Indonesia dengan masa depan bersama.
Pada September, rombongan yang terdiri dari 12 kepala desa dari Indonesia mengunjungi Beijing dan Provinsi Sichuan di China barat daya untuk belajar dari pengalaman China dalam pemberantasan kemiskinan.
Diluncurkan pada 2019, program tersebut telah menjadi platform akar rumput yang bereputasi baik untuk saling berbagi pengalaman.
"Saya bisa merasakan kegembiraan dan keramahan para petani yang tulus dalam festival panen ini," ujar Danton Ginting Munthe, seorang pejabat Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Republik Indonesia, saat mengunjungi sebuah festival panen di pinggiran Beijing.
"Pendekatan partisipasi komprehensif dalam pembangunan pedesaan yang dilakukan oleh pemerintah, perusahaan, universitas, dan petani di China merupakan sesuatu yang dapat kita pelajari," tuturnya.
Ujang, seorang kepala desa dari Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, mengapresiasi perhatian kedua kepala negara terhadap upaya pemberantasan kemiskinan.
"Saya berharap kedua negara akan terus memperkuat kerja sama di berbagai bidang, seperti pertanian dan pembangunan ekonomi regional," katanya.
Mengembangkan bakat
Dalam sebuah bursa kerja baru-baru ini di Jakarta, banyak mahasiswa Indonesia dengan penuh semangat mengantre untuk mencari peluang kerja di perusahaan-perusahaan China yang beroperasi di Indonesia.
"Saya berharap kemampuan bahasa saya akan memberi saya keunggulan dan membantu saya mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan jurusan saya," kata Eris Septiyani, seorang mahasiswa yang telah belajar bahasa Mandarin selama lebih dari satu tahun.
"Dengan semakin banyaknya perusahaan China yang berinvestasi di Indonesia, belajar bahasa Mandarin dapat membantu karier saya," ujar Eris.
Menurut pernyataan bersama yang dirilis pada Sabtu, kedua negara akan mendorong lebih banyak siswa untuk belajar di negara satu sama lain dan menyediakan berbagai jenis beasiswa.
Duta Besar Indonesia untuk China Djauhari Oratmangun mengatakan bahwa para pemimpin kedua negara telah sering membahas kolaborasi dalam pendidikan kejuruan. Dia percaya bahwa dengan semakin banyaknya universitas di Indonesia dan China yang menjalin kemitraan, akan semakin banyak pula peluang kerja sama di bidang pendidikan dan pertukaran antarmasyarakat.
Di Jakarta dan Surabaya, dua kota terbesar di Indonesia, banyak pemuda mendatangi pusat-pusat bahasa dan kursus daring untuk mengasah kemampuan bahasa Mandarin mereka.
Salah satunya adalah Xaviera (20). Dia mulai belajar bahasa Mandarin tiga tahun lalu dan sekarang belajar di Universitas Politeknik Henan di China.
"Tinggal di China sangat nyaman dan aman. Saya mendapatkan banyak teman di sini, dan pemahaman saya tentang China semakin mendalam," kata Xaviera, seorang pencinta budaya dan sejarah China yang antusias.
Dia percaya bahwa generasi muda adalah kunci untuk mengembangkan hubungan Indonesia-China.
"Saya berharap makin banyak lagi anak muda Indonesia yang belajar bahasa Mandarin dan anak muda China yang belajar budaya Indonesia," ujarnya. "Hanya dengan memahami satu sama lain, kita dapat menjembatani kesenjangan dan menumbuhkan rasa saling memiliki di negara masing-masing."
Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2024