Kepada wartawan setelah menjalani latihan perdana di Lapangan A GBK, Jakarta, Senin, pemain SC Freiburg itu mengaku sangat menyukai bermain di kandang lawan dibandingkan bermain di kandang sendiri.
"Saya pribadi suka bermain di kandang lawan karena suasana yang sangat mendukung. Di Eropa, ada perbedaan yang jelas antara kekuatan tim di kandang dan tandang. Di Asia, tentu saja atmosfer tandang lebih terasa," kata pemain berusia 26 tahun itu.
"kadang justru lebih sulit bermain di Jepang dengan tekanan suporter yang begitu besar," tambah dia.
Lima hari menjelang laga melawan Indonesia, Doan menyatakan sudah siap 100 persen diturunkan oleh pelatih Hajime Moriyasu.
Baca juga: Jepang tak mau anggap enteng Indonesia
Pada musim ini, intensitas permainan pemain sayap kanan itu juga selalu terjaga karena hanya melewatkan satu pertandingan bersama Freiburg.
Dari 11 pertandingan yang sudah dijalani, lima di antaranya ia bermain penuh, sedangkan sisanya minimal bermain selama 70 menit.
"Saya sudah berlatih untuk bisa bermain selama 90 menit penuh tanpa mengurangi intensitas. Jadi, saya tidak terlalu khawatir apakah saya akan bermain sejak awal atau tidak. Itu adalah keputusan pelatih," kata pemain yang sudah mengemas empat gol dan satu asis musim ini itu.
"Saya sudah menyiapkan tubuh saya untuk menjaga intensitas permainan tetap tinggi sepanjang laga, apapun peran yang diberikan," lanjut dia.
Sejak debut pada September 2018, Doan memiliki 54 cap bersama Samurai Biru, termasuk dalam Piala Dunia 2022, dengan total 10 gol dan sembilan assist.
Baca juga: Jepang waspadai empat pemain Indonesia
Pewarta: Zaro Ezza Syachniar
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2024