Alhamdulillah, dari penelitian Seth Soderberg (peneliti politik Indonesia dari Harvard University) dan Burhanuddin Muhtadi (Guru Besar bidang Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah), tingkat polarisasi masyarakat Indonesia turun signifikan berkat upaya
Jakarta (ANTARA) - Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa kepolisian terus menggalakkan cooling system untuk mencegah terjadinya polarisasi dalam masa Pilkada Serentak 2024.
“Tentunya kami concern terkait dengan masalah potensi polarisasi yang akan terjadi karena ini dilakukan serentak, maka kami menggelar Satgas Nusantara Cooling System,” kata dia dalam rapat bersama Komisi III DPR RI di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin.
Jenderal Pol. Listyo Sigit mengungkapkan, hasil survei Global Risk Report 2024 menunjukkan bahwa misinformasi dan disinformasi menjadi faktor utama terjadinya polarisasi dalam Pilkada.
Baca juga: Kapolri sebut berita hoaks menjadi ancaman tertinggi di Pilkada 2024
Oleh karena itu, kata dia, Polri melaksanakan beberapa langkah mitigasi untuk mencegahnya, diantaranya melakukan sambang, sosialisasi, patroli siber, hingga deklarasi pemilu damai.
“Kemudian, meminta blokir terkait dengan informasi hoaks dengan bekerja sama dengan Kemenkomdigi. Lalu, memviralkan konten-konten positif dalam rangka menggelorakan untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan di atas kelompok,” ucapnya.
Berkat upaya kontrapolarisasi tersebut, Jenderal Pol. Listyo Sigit mengungkapkan bahwa hasil survei menunjukkan bahwa tingkat polarisasi menurun.
“Alhamdulillah, dari penelitian Seth Soderberg (peneliti politik Indonesia dari Harvard University) dan Burhanuddin Muhtadi (Guru Besar bidang Ilmu Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah), tingkat polarisasi masyarakat Indonesia turun signifikan berkat upaya kontrapolarisasi berupa cooling system,” ucapnya.
Baca juga: KPU RI sebut telah antisipasi ancaman hoaks di Pilkada 2024
Kendati demikian, menurutnya, polarisasi tidak sepenuhnya hilang lantaran masih ada garis pemisah, seperti identitas maupun SARA.
“Masih ada garis pemisah terkait dengan masalah identitas tertentu, isu SARA, masalah ekonomi dan kesenjangan, dan hal-hal yang bersifat laten yang dapat dimobilisasi. Ini tentunya menjadi perhatian kami,” ujarnya.
Diketahui, salah satu langkah yang telah dilaksanakan oleh Satgas Nusantara Cooling System adalah mengajak para tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat untuk menggelorakan Pilkada yang aman, damai dan lancar.
Kasatgas Nusantara Cooling System (NCS) Polri Brigjen Pol. Rudy Syafirudin mengatakan, dengan glorifikasi pilkada damai oleh para tokoh agama, masyarakat, dan lainnya maka Polri optimis bisa diterima oleh seluruh lapisan masyarakat.
Pewarta: Nadia Putri Rahmani
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2024