Taiwan menyebutkan hal tersebut saat mengumumkan hasil investigasi selama beberapa pekan atas insiden mematikan itu, yang telah diakui oleh otoritas Israel sehari sebelumnya.
Kementerian Kehakiman Taiwan dalam pernyataannya menyebutkan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan keterlibatan produsen asal Taiwan dalam ledakan yang menewaskan 26 orang dan melukai lebih dari 3.200 lainnya, termasuk seorang duta besar Iran.
Biro investigasi menemukan bahwa model penyeranta AR-924, yang dilaporkan digunakan anggota Hizbullah untuk berkomunikasi ketika beberapa perangkat meledak di seluruh Lebanon, tidak diproduksi oleh perusahaan Taiwan Gold Apollo dalam beberapa tahun terakhir.
“Setelah penyelidikan dilakukan, didapati bahwa pager AR-924 dirancang dan diproduksi oleh Frontier Group Entity (FGE) di luar negeri, yang telah menandatangani nota kerja sama bisnis dengan Gold Apollo dan mendapatkan izin untuk menggunakan label original equipment manufacturer pada perangkat tersebut,” menurut pernyataan tersebut.
“Gold Apollo hanya bertanggung jawab untuk menguji sampel pager AR-924 yang awalnya tidak dilengkapi dengan kemampuan peledak, dan perusahaan tidak memberikan dukungan teknis, bahan baku, komponen, maupun garansi kepada FGE,” tambahnya.
Pemimpin Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu (10/11) untuk pertama kalinya mengaku bertanggungjawab atas ledakan penyeranta massal yang mengguncang Lebanon hampir dua bulan lalu. Sedikitnya 26 orang tewas dan lebih dari 3.200 lainnya terluka ketika ribuan perangkat komunikasi itu meledak di beberapa wilayah di Lebanon pada 17 dan 18 September.
“Ada pejabat senior di lembaga pertahanan dan tingkat politik yang menentang operasi pager, serta pembunuhan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah. Sebelum operasi pager, mereka mengatakan kepada saya bahwa Amerika Serikat akan menentangnya, tetapi saya tidak mendengarkan mereka,” kata Netanyahu dalam rapat kabinet seperti dikutip Channel 12 Israel.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Netanyahu akui bertanggung jawab atas ledakan pager massal di Lebanon
Penerjemah: Primayanti
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024