Gianyar, Bali (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko Infra) Agus Harimukti Yudhoyono menyebutkan Bendungan Sidan di Kabupaten Gianyar, Bali, beroperasi mulai akhir November 2024 yang menghasilkan air baku mencapai 1.750 liter per detik.
“Ini bisa menjadi solusi yang signifikan menyuplai empat kabupaten/kota di Bali,” kata Menko Infra Agus Harimukti Yudhoyono (AHY) di sela meninjau Bendungan Sidan, Kabupaten Gianyar, Bali, Senin.
Nantinya, air baku yang dihasilkan di bendungan yang dibangun mulai 2018 itu menyuplai empat daerah di Bali yakni Kota Denpasar, Kabupaten Gianyar, Tabanan dan Badung.
Bendungan di Kabupaten Gianyar itu berbatasan langsung dengan dua kabupaten lain yakni Kabupaten Badung dan Kabupaten Bangli atau berjarak sekitar 45 kilometer arah utara pusat Kota Denpasar dengan waktu tempuh sekitar satu jam 40 menit.
Rencananya pada Senin (18/11) bendungan untuk pemenuhan air domestik itu mulai dialiri air yang bersumber dari aliran Sungai Ayung dan menjalani masa uji coba hingga Jumat (22/11).
Didampingi Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo, Menko Infra menjelaskan proses uji coba akan dievaluasi sebelum nantinya beroperasi penuh dan bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat di empat kabupaten/kota di Pulau Dewata.
Rinciannya, dari air baku yang dihasilkan mencapai 1.750 liter per detik itu akan dialokasikan untuk Kota Denpasar sebesar 750 liter per detik, Kabupaten Gianyar sebesar 300 liter per detik, Kabupaten Badung sebesar 500 liter per detik dan Kabupaten Tabanan sebesar 200 liter per detik.
Berdasarkan proyeksi kebutuhan air domestik 2025 di empat kabupaten/kota itu mencapai 5.097 liter per detik dengan suplai yang saat ini tersedia sebesar 2.550 liter per detik atau terjadi kekurangan sebesar 2.547 liter per detik.
Dengan kemampuan Bendungan Sidan yang menghasilkan 1.750 liter per detik, maka sisa kekurangan diperkirakan mencapai 797 liter per detik.
Terkait sisa kekurangan itu, Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PU Bob Arthur Lombogia menjelaskan pihaknya sudah membuat perencanaan untuk penyediaan air baku dengan total diperkirakan menghasilkan 970 liter per detik.
Ada pun infrastruktur yang sudah dibangun di antaranya berupa Embung Unda untuk Gianyar yang menghasilkan 500 liter per detik, kemudian dalam bentuk desain long storage Tukad (sungai) Oos untuk Gianyar sebesar 20 liter per detik dan Denpasar 80 liter per detik.
Selain itu, pihaknya sedang mendisain Bendungan Tukad Balian untuk Tabanan sebesar 70 liter per detik dan Denpasar sebesar 200 liter per detik dan terakhir mendesain long storage Tukad Melangit untuk Gianyar sebesar 100 liter per detik dan Klungkung sebesar 50 liter per detik.
Sedangkan untuk Kabupaten Bangli yang berada dekat dengan infrastruktur itu, ia menjelaskan rencananya mendapatkan pasokan aliran listrik yang bersumber dari bendungan tersebut.
Bendungan dengan menelan anggaran Rp1,5 triliun dari APBN tahun jamak itu menghasilkan energi listrik total sebesar 8,65 megawatt (MW) masing-masing dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) sebesar 0,65 MW dan 8 MW dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung.
Kementerian PU memperkirakan pemenuhan air domestik itu dapat melayani sekitar 1,2 juta jiwa dan ditargetkan mampu mengurangi banjir seluas 108 hektare di Denpasar.
Ada pun total kapasitas tampung air diperkirakan mencapai 5,8 juta meter kubik dengan luas genangan mencapai 39 hektare.
Baca juga: Bendungan Sidan Badung akan dijadikan kawasan wisata
Baca juga: BWS Bali-Penida atur operasi waduk saat musim kemarau
Baca juga: Bendungan Sidan dukung ketahanan pangan dan air di Bali
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024