Palu (ANTARA) - Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) menyebut beberapa bahasa daerah di Sulteng terancam hilang, dikarenakan tidak adanya yang menguasai.

“Misalnya Bahasa Tolitoli akan hilang, dan akan disusul oleh Bahasa Kaili. Bahasa Andio yang diperkirakan kurang dari 10 orang yang menguasainya. Bahasa Tolitoli hari ini berganti bahasa daerah lain,” kata Kepala Balai Bahasa Provinsi Sulteng Asrif di Palu, Senin.

Menurut dia, kondisi itu memerlukan perhatian dari pemerintah daerah dan pihak terkait lainnya, terkhusus kepada DPRD Sulteng. Harapan itu disampaikan dalam kegiatan Ujian Kemahiran Bahasa Indonesia (UKBI) Adaptif Merdeka bagi kalangan profesional.

Dalam kegiatan itu, terungkap adanya tenaga kerja asing (TKA) yang bekerja di Morowali dan Morowali Utara yang tidak mengikuti UKBI. Padahal kata dia, hal itu sudah diatur dalam undang-undang.

"Peraturan Menteri Tenaga Kerja juga ada. Tapi sayang ini diabaikan,” katanya menegaskan.

Baca juga: Peneliti UGM sebut Bahasa Enggano di Bengkulu terancam punah

Sementara itu, anggota DPRD Sulteng Elissa Bunga Allo meminta kepada Kepala Balai Bahasa, agar menyurat ke DPRD terkait temuan di lapangan.

“Agar kami DPRD bisa melakukan rapat dengar pendapat (RDP) bersama pihak terkait, untuk segera menyelesaikan masalah yang ada. Tentu kami akan mendukung dan mencari solusi,” katanya.

Menurutnya, bahasa ini sangat penting. Apalagi bahasa daerah yang merupakan ciri khas sebuah daerah. Kata dia, perlu pelestarian terhadap bahasa daerah. Sulawesi Tengah mempunyai bahasa daerah terbanyak.

"Perlu adanya dorongan dari pemerintah daerah, untuk menjaga bahasa yang ada agar tidak hilang begitu saja,” katanya menegaskan.

Baca juga: Mendikdasmen: Dunia yang merdeka adalah dunia sastra

Pewarta: Fauzi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024