... rahasia kecantikan rajah henna ada pada pemberian sirup gula dengan lemon yang menjadi campuran henna... "
Jakarta (ANTARA News) - Idul Fitri adalah bulan penuh berkah, termasuk berkah bagi pembisnis henna alias pacar kuku, di Arab Saudi. Bisnis rajahan henna sangat menjamur dengan desain yang semakin berkembang.
Kebanyakan perempuan-perempuan Arab sudah membuat janji di salon kecantikan untuk mendapat hiasan henna yang akan menghiasi tangan mereka ketika Idul Fitri. Salah satunya pembuat henna rumahan , Ifrah Mehmood, yang menawarkan rajah henna yang cantik dan tidak ditemukan di tempat lain.
Dia mengatakan, pada saat Idul Fitri pesanan meningkat sekitar 60 persen selama dua hari terakhir.Walaupun pekerjaannya adalah apoteker , namun ia sangat suka membuat henna.
"Seni merupakan makanan bagi jiwa saya. Semua desain berasal dari proses kreatif pikiran saya. orang-orang menyukai henna hitam dan coklat dimana saya bisa mencampurkan henna cokelat dengan merah. Henna tradisional ini sangat disukai orang-orang Asia dan Arab," katanya.
Setiap pembuatan henna miliknya dibanderol dengan SR25 hingga SR80 atau setara dengan Rp77.000-Rp247.000 untuk henna biasa; sedangkan untuk henna pengantin ia mematok harga mulai dari SR300 hingga SR600 atau setara dengan Rp 1-2 juta.
Untuk membuat henna awet di tangan, Mahmood mengatakan, rahasia kecantikan rajah henna ada pada pemberian sirup gula dengan jeruk yang menjadi campuran henna.
Mahmood yang berbisnis rajah henna di Ramada Hotel, Hai Al-Wazarat, juga menjual makanan, gaun dan perhiasan. Henna dengan keindahannya menjadi berkah tersendiri.
Guz Naz yang magang di satu salon setempat, menyatakan, dia tengah belajar aplikasi henna arab di tangan, karena itu bisnis menjanjikan di Riyadh. "Inillah keterampilan terbaik yang bisa dipelajari seorang gadis dan mendapatkan penghasilan yang bagus, paduan kreativitas dan kerja keras," kata dia.
Khadija, seorang ekspatriat Pakistan di sana, menyatakan, dia kangen Idul Fitri di negaranya, dan chand raat (penghitungan hilal bulan) bersama kakek dan sepupunya.
"Saya ingat bagaimana sepupu saya dan saya menyantap hampir semua santapan di sekitar tempat pembuatan henna sambil berjam-jam menunggu rajahan henna selesai di tangan, pada tahun lalu," kata dia.
Khadija dan keluarganya, yang ber-Idul Fitri di Lahore dalam 25 tahun terakhir ini, tidak bisa merajah henna di tangannya kali ini karena akan sangat mahal tarifnya bagi kedelapan anggota keluarganya.
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014