Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah memulai pendataan bangunan untuk melakukan relokasi bagi masyarakat yang berada di sekitar zona bahaya erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
"Untuk mengoptimalkan fase darurat ini kita mulai melakukan pendataan bangunan, kita sudah mulai bicara relokasi," ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam taklimat terkait penanganan bencana yang diikuti daring dari Jakarta, Senin.
Abdul Muhari menyebut bahwa awalnya masyarakat masih ragu berbicara soal relokasi, tapi dialog yang dilakukan Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto bersama pengungsi telah membicarakan bahaya potensi erupsi kepada masyarakat.
Dia mengatakan Kepala BNPB meyakinkan bahwa masyarakat usai fase tanggap darurat, aset lahan tetap menjadi aset masyarakat dan kegiatan pertanian bisa terus dilakukan meski akan dilakukan relokasi untuk wilayah tinggal.
"Kalau memang tidak ada opsi mitigasinya, karena kalau letusan melontarkan batu pijar itu tidak ada cara mitigasinya, kita harus keluar," katanya.
Baca juga: BKK Labuan Bajo imbau warga gunakan masker hindari dampak abu vulkanik
BNPB sendiri sudah mulai berbicara dengan pemerintah daerah terkait rencana relokasi warga sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki sembari terus melakukan pendataan masyarakat yang perlu melakukan relokasi tempat tinggal.
Proses itu sendiri masih terus berjalan karena masih ada warga yang melakukan pengungsian secara mandiri. Untuk itu dia mengimbau mereka yang melakukan pengungsian mandiri untuk segera berkumpul di titik pusat pengungsian karena selain mempermudah pendataan akan membantu juga untuk proses pemberian bantuan.
Menurut data Basarnas, pengungsi korban dari erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki kini sudah bertambah menjadi 12.200 per 11 November 2024.
Baca juga: Siswa pengungsi erupsi Lewotobi ikuti kegiatan pembelajaran darurat
Baca juga: BNPB: Pengungsian diperluas guna tampung semua korban erupsi Lewotobi
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024