Batuan di atasnya mudah larut kemudian dia masuk gua, menetes, CO2-nya lepas terus terjadi 'presipitasi' jadi banyak ornamen guanya
Yogyakarta (ANTARA) - Guru Besar Bidang Ilmu Geomorfologi Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Eko Haryono menyebut temuan gua di lokasi pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) di Planjan, Kecamatan Saptosari, Gunungkidul memiliki ornamen gua terbaik di wilayah itu.
Eko saat dihubungi di Yogyakarta, Senin, menuturkan berdasarkan hasil penelitian, gua tersebut termasuk gua tipe freatik yang memiliki ornamen stalaktit dan stalagmit lengkap dan masih aktif.
Baca juga: Ekspedisi ilmiah tambah panjang gua terpanjang di Asia jadi 437 km
"Intinya dia lengkap ornamennya. Paling bagus itu di Gunungkidul," ujar Eko.
Eko menjelaskan bahwa proses pembentukan gua freatik yang ditemukan pada 15 Oktober 2024 tersebut diperkirakan telah berlangsung selama seratus ribu tahun lebih.
Gua tersebut, kata dia, terbentuk di dekat muka air tanah. Aliran air dari permukaan kemudian membentuk rongga pada batuan secara terus-menerus dan diikuti dengan pembentukan stalagmit.
"Air tanah yang jauh di bawah kemudian terangkat dan stalagmitnya tumbuh," ujar dia.
Sementara itu, untuk stalaktit pada gua tersebut terbentuk akibat tetesan dari larutan batuan kapur yang berada di atas gua.
"Batuan di atasnya mudah larut kemudian dia masuk gua, menetes, CO2-nya lepas terus terjadi 'presipitasi' jadi banyak ornamen guanya," kata dia.
Baca juga: Pelaku wisata IKN siap dampingi tamu ke Gua Tapak Raja
Dengan demikian, Eko menilai gua tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata kendati harus diikuti dengan penelitian lebih lanjut terkait daya dukung gua.
"Itu potensial untuk wisata tetapi nanti perencanaan wisatanya yang seperti apa itu perlu dilihat daya dukungannya," ujar dia.
Untuk menghindarkan dari ancaman kerusakan, Eko menyarankan stalaktit dan stalagmit gua dilengkapi dengan pelindung kaca dan hanya dibuka secara terbatas bagi wisatawan.
"Saat ini gua ditutup sementara. Nanti kalau ingin dijadikan objek wisata terbatas, bisa dibuka untuk dilakukan penelitian daya dukung gua," ujar dia.
Sebelumnya, sebuah gua dengan stalaktit dan stalagmit ditemukan di lokasi pengerjaan proyek JJLS di wilayah Planjan, Kecamatan Saptosari, Gunungkidul, DI Yogyakarta pada 15 Oktober 2024.
Mengutip laman resmi Pemkab Gunungkidul, selama ini tercatat sebanyak 119 gua karst ditemukan di kabupaten itu.
Baca juga: Pakar UGM tekankan survei geofisika menyusul temuan gua di Gunungkidul
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024