Ketua FPRB Aceh Hasan Dibangka di Banda Aceh, Senin, mengatakan simulasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dalam menghadapi tsunami maupun bencana alam lainnya.
"Kami menginisiasi simulasi kolosal bencana tsunami dengan target peserta 20 ribuan orang di 10 kabupaten kota di Provinsi Aceh. Simulasi ini juga dalam rangkaian peringatan 20 tahun tsunami Aceh," katanya.
Ia mengatakan simulasi kolosal bencana tsunami tersebut bekerja sama dengan Dinas Kelautan Perikanan Provinsi Aceh. Simulasi tersebut direncanakan pada 13 Desember 2024.
"Bersamaan dengan simulasi tersebut, kami bersama pemangku kebijakan terkait lainnya meluncurkan masyarakat tangguh bencana. Kami berharap dukungan penuh pemerintah daerah," katanya.
Selain itu, Hasan Dibangka juga mengajak masyarakat di Provinsi Aceh untuk terus meningkatkan kapasitas dalam mitigasi bencana, sehingga mampu mengurangi setiap risiko dari sebuah bencana.
"Provinsi Aceh merupakan wilayah rawan bencana. Oleh karena itu, kami terus mengajak masyarakat untuk terus memperkuat kemampuan mitigasi bencana," katanya.
Untuk memperkuat mitigasi bencana, kata dia, bisa dilakukan dengan pelatihan atau simulasi secara berkala. Simulasi bisa dilakukan secara personal maupun berkelompok masyarakat.
"Kami berharap dengan simulasi kolosal yang nanti digelar dapat melahirkan masyarakat Aceh tangguh bencana. Ketangguhan bencana ini menjadi penting karena Aceh berada di wilayah rawan bencana," kata Hasan Dibangka.
Baca juga: Gubernur sebut empat tantangan penguatan mitigasi bencana di Aceh
Baca juga: BMKG: Pendeteksian tsunami RI belum lengkap tanpa sensor bawah laut
Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024