Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko menegaskan BRIN merupakan bentuk kehadiran negara melalui perannya sebagai fasilitator dalam mendukung komunitas ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) Indonesia melalui aktivitas riset.
"BRIN itu prinsipnya bukan untuk periset BRIN. BRIN itu ada untuk periset nasional, sejak awal misinya seperti itu. Itu lah sebabnya kami fokus pada bagaimana menjadi fasilitator memastikan kehadiran negara untuk memfasilitasi komunitas iptek Indonesia melalui aktivitas riset," kata Laksana dalam sesi diskusi ajang Habibie Prize 2024 di Jakarta, Senin.
Ia menjelaskan, BRIN beriringan dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) mengadakan program untuk mengoptimalkan potensi periset muda dalam negeri salah satunya dengan program akselerasi gelar doktoral sebelum usia 27 tahun.
"Kalau di sini ada program Degree by Research misalnya yang memastikan anak bisa meraih S2, S3, dan lulus doktor di usia 27 tahun sehingga kita memastikan kita tidak kehilangan potensi mutiara-mutiara bangsa ini dalam jangka panjang," tuturnya.
Selain itu, pihaknya juga menyediakan opsi bagi periset muda untuk melanjutkan studinya sesuai dengan bidang kepakaran yang ia miliki serta kesempatan untuk terjun ke dunia industri dengan menjadi agen hilirisasi berbagai riset yang dilakukan BRIN bersama perguruan tinggi.
Laksana juga menyatakan bahwa BRIN akan memperkuat sinergi dan kolaborasi dengan perguruan tinggi dalam memajukan bidang riset dan inovasi dalam negeri.
"Karena mereka punya sumber daya manusia yang tidak akan pernah habis sedangkan kami punya infrastruktur, kami memiliki skema berbagai hibah yang disiapkan negara secara kompetitif untuk semuanya berbasis pada portofolio, rekam jejak, dan tentu substansi yang mereka submit," ujar dia.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Himmatul Aliyah mengatakan pihaknya akan terus mendukung kemajuan riset dan inovasi Indonesia melalui penguatan program-program yang telah dijalankan BRIN maupun meningkatkan anggaran apabila diperlukan.
Ia menyoroti anggaran untuk bidang riset dan inovasi Indonesia lebih rendah dibandingkan negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Oleh karena itu, pihaknya akan berupaya untuk memperkuat anggaran riset dan inovasi guna mendorong perkembangan iptek dalam negeri.
"Ini akan kita dorong sama-sama untuk mendorong anggaran di bidang riset karena sesuai dengan apa yang menjadi Asta Cita pak Prabowo bahwa beliau akan mendukung segala perkembangan teknologi," katanya.
Baca juga: Kepala BRIN semangati periset muda agar selalu termotivasi untuk riset
Baca juga: BRIN beri dukungan pada tiga aspek penting untuk kemajuan riset
Baca juga: BRIN dorong penguatan diplomasi saintifik RI di mata global
Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024