“Satgas kemanusiaan TNI ini merupakan wujud solidaritas dan persaudaraan antara anggota ASEAN dalam penanggulangan bencana alam. Pemerintah Indonesia melalui TNI mengirimkan satgas kemanusiaan dengan tugas pokok melaksanakan evakuasi dan mendistribus
Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 24 prajurit TNI dari TNI Angkatan Udara dan TNI Angkatan Darat selama kurang lebih dua minggu berhasil menuntaskan misi kemanusiaan mengirimkan bantuan untuk korban bencana alam Badai Tropis Kristine di Filipina.

Di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menyambut kedatangan 24 prajurit TNI itu yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Operasi Penanggulangan Bencana Alam ke Filipina.

“Satgas kemanusiaan TNI ini merupakan wujud solidaritas dan persaudaraan antara anggota ASEAN dalam penanggulangan bencana alam. Pemerintah Indonesia melalui TNI mengirimkan satgas kemanusiaan dengan tugas pokok melaksanakan evakuasi dan mendistribusikan bantuan logistik ke daerah terdampak bencana,” kata Panglima TNI saat apel penyambutan satgas di apron Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin.

Dia melanjutkan atas keberhasilan mereka menjalankan misi kemanusiaan di Filipina, Pemerintah RI pun memberikan sejumlah tanda jasa kepada 24 prajurit satgas itu. Beberapa penghargaan dari Pemerintah RI yang diserahkan oleh Panglima TNI itu mencakup Satyalancana Santi Dharma, Satyalancana Kebaktian Sosial, kemudian dari Kementerian Pertahanan ada Penghargaan Dharma Pertahanan, dan terakhir piagam penghargaan dari Panglima TNI.

“Saya berharap keberhasilan satgas kemanusiaan TNI ini dapat menjadi contoh dan motivasi bagi satuan lain untuk dapat merespons dengan cepat dan tepat apabila terjadi bencana alam baik di dalam maupun di luar negeri,” kata Panglima TNI.

Satgas Operasi Penanggulangan Bencana ke Filipina, yang dipimpin oleh Komandan Satgas (Dansatgas) Kolonel Pnb. Asep Wahyu Wijaya, memulai misi kemanusiaannya terbang dari Jakarta menuju Manila pada 28 Oktober 2024.

Dalam misi itu, TNI mengerahkan dua helikopternya, yaitu Mi-17 dari Pangkalan Udara Utama TNI AD (Lanumad) Ahmad Yani di Semarang, Jawa Tengah, dan helikopter H225M Caracal dari Lanud Atang Sendjaja di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Satgas Operasi Penanggulangan Bencana di Filipina itu terdiri atas Dansatgas, yang sehari-hari berdinas sebagai Komandan Wing Udara 4 Lanud Atang Sendjaja, satu perwira operasi, satu perwira intelijen, satu personel penerangan, 10 kru Heli Mi-17, dan 10 kru H225M Caracal.

Di Manila, Satgas Operasi Penanggulangan Bencana TNI itu lanjut memuat tambahan bantuan dari Bandara Vilamor, Manila, dan melanjutkan perjalanan ke Kota Naga dan ke Bicol, Kepulauan Calaguas untuk menurunkan bantuan.

Paket bantuan yang diturunkan dari helikopter TNI untuk korban badai di Filipina itu mencakup makanan, air bersih, dan kebutuhan pokok lainnya.

Usai merampungkan tugasnya, 24 prajurit TNI yang tergabung dalam satgas itu juga menerima penghargaan dari Pemerintah Filipina “Award of the Military Civic Action Medal” dan penghargaan dari Kepala Staf Angkatan Udara Filipina.

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2024