Samarinda (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan akan membicarakan kembali kebijakan pipanisasi gas dari Kalimantan Timur ke Jawa untuk menghindari kebijakan yang merugikan rakyat dan daerah.
"Kita bicarakan kembali pipanisasi gas. Yang penting, gas dapat menolong rakyat seluruh Indonesia," kata Presiden, dalam sambutannya sebelum shalat tarawih berjamah di Masjid Raya Darussalam, Samarinda, Senin.
Pernyataan Presidendikemukakan menanggapi sambutan Gubernur Kaltim, Suwarna Abdul Fatah, yang dibacakan Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim, Saiful Teteng, yang meminta Presiden agar meninjau kembali rencana pipanisasi gas dari Bontang ke Semarang.
Presiden mengatakan pipanisasi gas bukanlah merupakan tujuan pembangunan.
"Selama ini gas kita di Bontang, Arun, dan Riau banyak kita ekspor ke luar. Kita banyak menggunakan minyak, sehingga subsidi membengkak," tambah Presiden.
Menurut Presiden, ke depan, sebagian gas akan diekspor dan sebagian besar akan digunakan di dalam negeri untuk menggantikan konsumsi minyak.
Dalam kesempatan itu, Presiden juga menyinggung soal listrik yang juga jadi masalah bagi warga Kaltim. Presiden mengemukakan selama ini Indonesia memiliki energi listrik dengan kapasitas 25.000 megawatt.
"Kebutuhan listrik kita melonjak dan pada 2007 kita kembangkan lagi listrik berkapasitas 10 .000 megawatt. Kaltim akan mendapat 200 megawatt," tambah Presiden.
Sebelum memberikan sambutan, Presiden yang untuk pertama kalinya shalat di Masjid Raya Darussalam itu menyerahkan bantuan perkuatan permodalan senilai Rp2,6 miliar kepada 29 koperasi dan usaha kecil menengah (UKM) se Provinsi Kaltim.
Dalam kesempatan itu, Ibu Hj Ani Bambang Yudhoyono dan sejumlah menteri, antara lain, Menteri Negara Koperasi dan UKM Surya Darma Ali dan Menteri Agama Maftuh Basyuni menyaksikan penyerahan bantuan dan kemudian shalat tarawih berjamaah. (*)
Copyright © ANTARA 2006