Pekanbaru (ANTARA News) - Satelit Terra dan Aqua mendeteksi 346 titik panas atau hotspot tersebar di Pulau Sumatera, mayoritas berada di Provinsi Riau, yang mengindikasikan ancaman kebakaran hutan dan lahan makin nyata jelang Idul Fitri 1435 Hijriah.
"Berdasarkan satelit Terra dan Aqua dari laporan BMKG, ada 346 titik panas di Sumatera di mana 148 titik berada di Riau," kata Kepala Divisi Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Agus Wibowo, kepada Antara di Pekanbaru, Jumat.
Ia mengatakan jumlah hotspot merupakan data terbarui pada 25 Juli 2014 pukul 05.00 WIB. Jumlah titik panas melonjak drastis dari pantauan pada Kamis petang (24/7) yang mendeteksi adanya 87 titik di Riau.
Asap membuat jarak pandang (visibility) pada pukul 07.00 WIB menurun drastis di sejumlah daerah di Riau.
"Kota Dumai dan Kabupaten Pelalawan pagi ini diselimuti asap sehingga jarak pandang menurun masing-masing hanya tinggal satu kilometer dan empat kilometer," ujarnya.
Sedangkan, jarak pandang di Kota Pekanbaru mencapai tiga kilometer akibat asap yang bercampur dengan embun. Meski begitu, sejumlah pesawat masih bisa lepas landas dari Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru.
Dari ratusan titik di Pulau Sumatera, terdeteksi hanya Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Barat yang relatif minim hotspot. Provinsi yang terdapat titik panas di antaranya Riau, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, dan Sumatera Selatan.
"Kalau dilihat dari peta, Riau paling banyak berkumpul titik merahnya hotspot," ujarnya.
Sebanyak 148 titik panas di Riau tersebar di 10 kabupaten/kota. Daerah paling banyak hotspot adalah Kabupaten Rokan Hilir ada sebanyak 73 titik.
Kemudian daerah lainnya antara lain Kabupaten Bengkalis dan Kampar masing-masing sebanyak tujuh titik, Kota Dumai 14 titik, Kuantan Singingi enam titik, Pelalawan 12 titik, Rokan Hulu 14 titik, Indragiri Hulu sembilan titik, Indragiri Hilir lima titik, dan Siak satu titik.
"Berdasarkan data dengan keakuratan di atas 70 persen terdapat 72 titik yang terindikasi kuat titik api, dengan lokasi terbanyak di Rokan Hilir yang mencapai 39 titik," katanya.
Potensi kebakaran di Riau masih relatif tinggi karena cuaca umumnya cerah berawan pada siang hingga malam hari. Sedangkan, peluang hujan dengan intensitas ringan dan bersifat lokal pada siang atau malam hari diprakirakan terjadi di wilayah Riau bagian timur dan barat.
Pemprov Riau hingga kini masih menyatakan Status Siaga Asap karena tingginya potensi kebakaran sebagai dampak dari musim kemarau dan El Nino. Proses pemadaman masih terus dilakukan lewat pengerahan ratusan pasukan pemadam kebakaran dari darat, tiga helikopter untuk menjatuhkan bom air, dan satu pesawat untuk hujan buatan.
Hingga kini upaya Satuan Tugas Siaga Asap Riau fokus untuk proses pemadaman kebakaran di Kabupaten Rokan Hilir karena pemerintah setempat sudah menyatakan kekurangan sumber daya manusia untuk mengantisipasi kebakaran di daerah itu.
Pewarta: FB Anggoro
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014