Risiko geopolitik telah relatif meningkat terhadap April: risiko lonjakan harga minyak lebih tinggi karena perkembangan terakhir di Timur Tengah sementara mereka masih juga dikaitkan dengan Ukraina
Washington (ANTARA News) - Dana Moneter Internasional pada Kamis memperingatkan bahwa risiko geopolitik di Ukraina dan Timur Tengah mempersuram ekonomi global yang sudah terpukul oleh pelambatan di Amerika Serikat dan Tiongkok.
Setelah "kejutan negatif" dari Amerika Serikat dan Tiongkok, ekonomi global sekarang diperkirakan akan tumbuh hanya 3,4 persen pada tahun ini, IMF mengatakan, menurunkan estimasinya pada April sebesar 3,7 persen.
Pada 2013, ekonomi dunia tumbuh 3,2 persen.
Penurunan prospek pertumbuhan 2014 mencerminkan "kuartal pertama yang lemah, khususnya di Amerika Serikat, dan prospek yang kurang optimis untuk beberapa pasar negara berkembang," kata IMF dalam laporan setengah tahunan terbaru World Economic Outlook (WEO) sebagaimana dikutip AFP.
"Risiko geopolitik telah relatif meningkat terhadap April: risiko lonjakan harga minyak lebih tinggi karena perkembangan terakhir di Timur Tengah sementara mereka masih juga dikaitkan dengan Ukraina."
Produsen minyak terkemuka Irak berada di bawah pengepungan dari serangan kelompok militan Sunni, dan pertempuran sengit antara Israel dan Palestina di Gaza telah berlangsung selama lebih dari dua minggu.
Krisis Ukraina diperburuk oleh jatuhnya penerbangan MH17 Malaysia Airline di atas wilayah yang dikuasai pemberontak di Ukraina timur, yang menewaskan seluruh 298 orang penumpang dan awak pesawat.
Rusia, target sanksi ekonomi AS dan Uni Eropa untuk perannya dalam pertempuran separatis, mungkin akan melihat ekonominya dibawa ke tepi jurang resesi tahun ini, kata IMF.
IMF memangkas proyeksi pertumbuhan Rusia sebesar 1,1 persentase poin, menjadi 0,2 persen, mengatakan "aktivitas di Rusia melambat tajam akibat ketegangan geopolitik lebih lanjut melemahkan permintaan."
Secara terpisah, juru bicara IMF William Murray memperingatkan sanksi bisa memiliki dampak yang parah pada perdagangan di wilayah ini, "terutama di Eropa bagian timur dan tengah serta Asia Tengah."
Adapun Amerika Serikat, ekonomi terbesar dunia, IMF, Rabu menurunkan proyeksi pertumbuhannya untuk 2014 menjadi 1,7 persen, dari 2,0 persen pada pertengahan Juni dan 2,8 persen pada April.
Ekonomi AS, memberikan kontribusi hampir seperempat dari output dunia, menyusut sebesar 2,9 persen pada kuartal pertama, sebagian karena cuaca musim dingin yang parah.
"Ini benar-benar kisah sesuatu yang baru saja terjadi dan itu di belakang kami," kata Olivier Blanchard, kepala ekonom IMF, dalam pembahasan WEO terbaru.
IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi AS akan meningkat pada sisa tahun ini, namun tidak cukup untuk mengimbangi hambatan kuartal pertama.
Tiongkok, ekonomi terbesar kedua di dunia, akan ekspansi kurang dari yang diperkirakan sebelumnya, IMF mengatakan, menurunkan perkiraannya menjadi 7,4 persen dari 7,6 persen.
"Di Tiongkok, permintaan domestik melemah lebih dari yang diperkirakan," katanya.
Perkiraan pertumbuhan untuk zona euro, masih berjuang untuk pulih dari resesi, tidak berubah pada 1,1 persen, dan IMF menegaskan kekhawatiran tentang inflasi lemah dalam 18 negara blok Eropa.
Risiko stagnasi
"Di negara-negara maju utama, ada risiko stagnasi dalam jangka menengah," IMF memperingatkan, merekomendasikan bahwa negara-negara maju utama mempertahankan kebijakan moneter "akomodatifnya" .
Negara-negara berkembang akan melambat sedikit lebih banyak dari yang diperkirakan sebelumnya, ke kecepatan pertumbuhan 4,6 persen.
"Negara-negara berkembang -- terutama mereka dengan pelemahan dalam negeri dan kerentanan eksternal -- mungkin menghadapi kondisi keuangan yang tiba-tiba memburuk dan pembalikan arus modal dalam hal pergeseran sentimen pasar keuangan," kata IMF.
Skenario seperti itu terjadi pada 2013 ketika para investor tiba-tiba menarik modal dari ekonomi pasar sedang berkembang mengantisipasi bahwa Federal Reserve AS akan menaikkan suku bunga utamanya, yang terjebak mendekati nol sejak akhir 2008. Itu tidak terjadi, namun Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga federal fund pada pertengahan 2015.
"Saya tidak berpikir kita akan melihat kekacauan keuangan besar di masa depan ... tapi akan terjadi benturan," kata Blanchard.
Meskipun prospek pertumbuhan global lebih buruk dari perkiraan untuk 2014, IMF mempertahankan perkiraan 2015 tidak berubah pada tingkat tahunan 4,0 persen, laju tercepat sejak 2011.
(A026)
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014