Melalui program ini, kami ingin mengembangkan metode edukasi yang lebih menarik dan interaktif, sehingga pesan-pesan penting tentang perubahan iklim dapat disampaikan dengan efektif kepada komunitas

Jakarta (ANTARA) - Tim Dosen Binus Graduate Program Universitas Bina Nusantara (Binus) mengembangkan platform edukasi Learning Management System (LMS) serta pelatihan pembuatan konten berbasis kecerdasan buatan untuk pembuatan materi edukasi perubahan iklim.

“Melalui LMS ini, akan dihasilkan konten atau materi edukasi yang lebih interaktif bagi komunitas Peri Bumi,” ujar Ketua Tim Dosen Binus Graduate Program, Dr. Virienia Puspita, dalam keterangannya di Jakarta, Ahad.

Baca juga: Konferensi Perubahan Iklim PBB COP29 akan dimulai di Azerbaijan

Pengembangan skema tersebut merupakan bagian dari program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat yang didanai oleh hibah DRTPM 2024. Program yang beranggotakan Astari Retnowardhani, Ph.D., dan Fitria Andayani, Ph.D., diselenggarakan dari Agustus hingga November 2024.

Virienia menjelaskan, dalam menghadapi krisis iklim yang semakin intens, edukasi perubahan iklim menjadi penting. Diharapkan program ini mampu membantu para anggota Peri Bumi dalam mendukung keberlangsungan dan efektivitas kegiatan pelestarian lingkungan melalui inovasi dan teknologi.

"Melalui program ini, kami ingin mengembangkan metode edukasi yang lebih menarik dan interaktif, sehingga pesan-pesan penting tentang perubahan iklim dapat disampaikan dengan efektif kepada komunitas," tambah dia.

Program itu diharapkan dapat menjadi langkah awal dan dapat mendorong lebih banyak komunitas untuk berpartisipasi aktif dalam upaya pelestarian lingkungan dan menyebarkan edukasi tentang dampak perubahan iklim, dengan memanfaatkan inovasi dan teknologi.

Baca juga: Perubahan iklim dan kerusakan alam mempengaruhi kesehatan reproduksi

Sebagai mitra kegiatan, komunitas Peri Bumi yang telah aktif dalam upaya edukasi dan inisiasi lingkungan sejak 2022. Komunitas itu memiliki komitmen terhadap edukasi kepada atas isu lingkungan dan gaya hidup ramah alam, Peri Bumi percaya bahwa perubahan harus dimulai dari diri sendiri, keluarga, dan rumah.

Pendiri Peri Bumi, Yasmina Hasni, menjelaskan LMS itu bisa dimanfaatkan lebih maksimal oleh anggota komunitas Peri Bumi dan pelatihan pembuatan konten dapat membantu penyebarluasan nilai dan pergerakan Peri Bumi ke masyarakat secara lebih masif demi tujuan bersama untuk membuat bumi semakin lestari.

Salah satu anggota komunitas, Iqrafia, melihat program PKM itu sebagai langkah positif dalam membantu menyampaikan pesan lingkungan.

“Dengan adanya LMS, salah satu program kami yaitu Ibu Atasi Sampah Keluarga (ASAKA) yang beranggotakan lebih dari 50 Duta Ibu ASAKA dapat mengakses berbagai materi pelatihan dengan lebih mudah dan fleksibel,” kata Iqrafia.

Baca juga: Indonesia ikut Konferensi Perubahan Iklim di Baku Azerbaijan

Pewarta: Indriani
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024