Jakarta (ANTARA News) - Hasil riset baru menunjukkan bahwa arah pandangan bisa mengungkapkan perasaan. .
Menurut hasil penelitian, pandangan pada wajah cenderung mengindikasikan perasaan cinta romatis sedang pandangan ke tubuh berhubungan dengan hasrat seksual.
Pandangan yang mengungkap perasaan ini bisa berlangsung kurang dari setengah detik, kata Stephanie Cacioppo, Direktur High-Performance Electrical NeuroImaging Laboratory di University of Chicago, penulis hasil studi itu.
Meski masih sedikit ilmu yang diketahui tentang cinta pada pandangan pertama atau bagaimana orang jatuh cinta, ia menjelaskan, pola respons ini memberikan petunjuk pertama tentang bagaimana proses perhatian otomatis terjadi.
"Seperti tatapan mata, bisa membedakan perasaan cinta dari perasaan menginginkan orang asing," kata Cacioppo seperti dilansir laman LiveScience.
Perasaan cinta romantis dan hasrat seksual mengaktifkan bagian yang berbeda dalam otak manusia menurut kajian yang dilakukan tahun 2012 oleh Cacioppo dan koleganya dan dipublikasikan dalam Journal of Sexual Medicine.
Studi yang baru menguji apakah para peneliti bisa mengidentifikasi perbedaan antara perasaan cinta dan nafsu berdasarkan data lacak-mata.
Pada tes pertama, para peneliti menunjukkan 120 foto hitam putih pada 16 mahasiswa heteroseksual di University of Geneva di Swiss. Setiap foto menggambarkan satu pasangan heteroseksual saling berinteraksi.
Dalam tes kedua, para mahasiswa melihat 40 foto orang menarik yang jenis kelaminnya berbeda dengan mereka. Para peneliti tidak menggunakan gambar erotis atau orang telanjang dalam percobaan mereka.
Peserta dalam kedua pengujian itu secara cepat dan tepat melaporkan apakah mereka merasakan cinta atau nafsu setelah melihat gambar-gambar itu.
Menurut para peneliti, pandangan berhubungan dengan cinta dan nafsu dalam waktu yang sama, menggambarkan kemampuan otak untuk secara cepat memproses kedua emosi.
Namun analisis data lacak-mata menunjukkan bahwa mereka yang menatap wajah orang cenderung melaporkan perasaan cinta romantis.
Sebaliknya, mereka yang lama memandang tubuh orang cenderung melaporkan hasrat seksual.
Menurut penelitian yang dipublikasikan di jurnal Psychological Science edisi 16 Juli itu, pengujian pada perempuan dan laki-laki menunjukkan hasil yang sama.
"Paradigma pelacakan mata pada akhirnya bisa menawarkan jalan diagnosis baru untuk praktik klinis harian atau pemeriksaan klinis rutin dalam terapi psikiatri dan atau pasangan," kata penulis studi yang lain, John Cacioppo, profesor dan direktur Center for Cognitive and Social Neuroscience di University of Chicago.
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014