Bangkok (ANTARA News) - Thailand mendesak Israel untuk merelokasi empat ribu warganya yang bekerja di dekat jalur Gaza yang bergejolak setelah seorang warga Thailand tewas.
Polisi Israel mengatakan seorang pekerja pertanian, Narakorn Kittiyongkul tewas pada Rabu setelah sebuah proyektil ditembakkan dari Gaza dan menghantam rumah kaca tempat ia bekerja di selatan negara tersebut.
Ia merupakan satu dari 700 korban tewas selama 17 hari pertempuran dan memicu upaya diplomatik ke arah gencatan senjata yang dipimpin oleh AS dan PBB, demikian laporan AFP.
Kementerian Luar Negeri Thailand mengatakan kedubesnya di Tel Aviv telah meminta seluruh warga negaranya untuk berhenti bekerja di kawasan dekat Gaza.
"Kedubes Thailand telah menghubungi Kementerian Luar Negeri Israel dan para pemilik usaha serta meminta mereka merelokasi 4.000 pekerja Thailand di perkebunan-perkebunan dekat jalur Gaza segera dan tanpa syarat, ke lokasi yang lebih aman 10-20 km dari lokasi itu," kata juru bicara kementerian Sek Wannamethee di Bangkok.
"Namun kami belum akan mengevakuasi pekerja kami dari Israel," imbuh dia.
Ribuan pekerja asing, banyak diantaranya berasal dari Asia Tenggara, bekerja di perkebunan dan pabrik-pabrik Israel.
Serangan udara Israel serta penyerbuan militer ke Gaza telah menghancurkan kawasan padat penduduk tersebut, mengakibatkan 700 orang tewas.
Kelompok hak asasi manusia yang bermarkas di Gaza mengatakan setidaknya 80 persen korban adalah warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak.
Israel mengatakan lebih dari 30 tentaranya tewas sejak dimulainya operasi darat pada 17 Juli.
Israel mengaku menyasar kelompok Hamas yang telah menembakkan ratusan roket ke Israel sepanjang bulan lalu.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan Sekjen PBB Ban Ki-moon menggelar pertemuan di Yerusalem pada Rabu untuk mencapai gencatan senjata, namun sejauh ini Hamas menolak gencatan senjata tanpa pencabutan blokade Gaza yang telah diberlakukan Israel selama delapan tahun.
(Uu.S022)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014