Tantangan pendidikan tinggi saat ini salah satunya adalah tingkat serapan lulusan pada dunia usaha dan dunia industri
Yogyakarta (ANTARA) - Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah V Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Prof. Setyabudi Indarto mengatakan tantangan dalam pendidikan tinggi saat ini adalah serapan lulusan atau alumni perguruan tinggi pada dunia usaha.
"Tantangan pendidikan tinggi saat ini salah satunya adalah tingkat serapan lulusan pada dunia usaha dan dunia industri," kata Setyabudi dalam keterangannya pada kegiatan Wisuda Sarjana ke-83 dan Pascasarjana ke-29 Institut Pertanian (Instiper) Yogyakarta di Yogyakarta, Sabtu.
Baca juga: Mendiktisaintek komitmen percepat atasi tantangan pendidikan tinggi
Oleh karena itu, pihaknya memberikan apresiasi kepada Instiper Yogyakarta yang telah memiliki hubungan sangat baik dengan perusahaan di bidang perkebunan dan kehutanan, sehingga tidak hanya terjalin kerjasama dalam menyerap lulusan.
"Namun juga membantu dalam penyusunan kurikulum, menjadi lokasi magang dan penelitian mahasiswa, bahkan memberikan beasiswa ikatan dinas. Kepercayaan dari perusahaan merupakan salah satu bukti nyata kualitas pendidikan di Instiper sehingga dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja," katanya.
Pada Wisuda 2024, Instiper meluluskan Instiper meluluskan sebanyak 367 mahasiswa, yang terdiri dari 13 orang lulusan program Pascasarjana Magister Manajemen Perkebunan, dan 354 lulusan program Sarjana yang berasal dari Fakultas Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, dan Fakultas Kehutanan.
Sementara itu, Rektor Instiper Yogyakarta Ir. Harsawardana dalam pidatonya mengatakan apresiasi kepada orang tua yang telah mempercayakan pendidikan anaknya di kampus perkebunan ini.
"Juga kepada para mitra kerja perusahaan yang telah mempercayakan beasiswa ikatan dinas di Instiper untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) terbaik yang akan mengisi berbagai posisi di perusahaan pemberi beasiswa," katanya.
Baca juga: QS Higher ED Summit: Tantangan-peluang pendidikan tinggi Asia Pasifik
Dia mengatakan, Instiper telah beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat, dunia kerja dan dunia industri. Karena itu, pengembangan kurikulum juga melibatkan mitra perusahaan-perusahaan bidang perkebunan dan kehutanan yang akan menyerap lulusan-lulusan.
Dengan demikian, kata dia, apa yang dipelajari mahasiswa di kampus ini, sesuai dan dapat diaplikasikan mahasiswa saat sudah bekerja.
"Rata-rata waktu tunggu lulusan Instiper Yogyakarta sekitar enam bulan. Untuk periode ini sebanyak 15 persen dari 53 lulusan sarjana sudah diterima kerja sebelum satu bulan mereka dinyatakan lulus pada saat yudisium," katanya.
Dia juga mengatakan, Instiper Yogyakarta juga memiliki Magister Manajemen Perkebunan yang menjadi pilihan tepat bagi 'fresh graduate' maupun praktisi di dunia perkebunan dan kehutanan untuk meningkatkan kariernya.
Baca juga: Kemendikbudristek: Tantangan perguruan tinggi tidak hanya akses
Pewarta: Hery Sidik
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024