“Sekutu NATO mengutuk keras keputusan para pemimpin Federasi Rusia dan Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) untuk memperluas perang agresi Rusia yang tidak beralasan terhadap Ukraina,” kata aliansi itu dalam sebuah pernyataan, Jumat (8/11), merujuk pada nama resmi Korut.
NATO menyebut bantuan Korut ke Rusia berupa pengiriman amunisi, rudal balistik, dan baru-baru ini juga pengerahan pasukan ke perbatasan Ukraina—merupakan tindakan berbahaya.
“Kerja sama militer yang semakin mendalam antara Rusia dan DPRK berdampak besar pada keamanan Euro-Atlantik, dengan implikasi juga bagi Indo-Pasifik,” katanya.
Aliansi tersebut juga menegaskan bahwa kerja sama militer yang berkembang antara Rusia dan Korut melanggar banyak resolusi Dewan Keamanan PBB, di mana Rusia juga menjadi anggotanya.
“Kami menyerukan Rusia untuk kembali mematuhi resolusi ini dan menegakkan kewajiban internasionalnya," kata NATO.
“NATO akan terus bekerja dengan para mitra, khususnya di Indo-Pasifik, untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas, serta mencegah Rusia dan mereka yang memfasilitasi upaya perangnya agar tidak merusak stabilitas regional dan global," aliansi itu menambahkan.
NATO juga akan terus meningkatkan pencegahan dan pertahanannya terhadap semua ancaman dan tantangan di semua wilayahnya dan berbagai arah strategis.
Pada Selasa, Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengklaim bahwa 10.000 tentara Korut dikerahkan di perbatasan Rusia dengan Ukraina.
Namun, Korut maupun Rusia tidak mengomentari tuduhan tersebut, meskipun Kremlin telah menegaskan haknya untuk membangun hubungan dengan Pyongyang sebagai kedaulatan Rusia.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Jerman desak Uni Eropa perkuat pertahanan di tengah kemenangan Trump
Baca juga: WSJ: Tim Trump usulkan Ukraina untuk sementara tidak masuk NATO
Penerjemah: Yashinta Difa
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2024