Ambon (ANTARA) - Perkumpulan Konservasi Kakatua Indonesia (KKI) melakukan penanaman sebanyak 1.200 bibit mangrove di Desa Eti, Seram Bagian Barat, Maluku untuk melestarikan lingkungan di daerah itu.

"Kegiatan ini merupakan kerja sama dengan mahasiswa Prodi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Pattimura, untuk Studi Lapangan Angkatan 2020," kata Ketua KKI Dudi Nandika di Ambon, Sabtu.

Dia menelaskan penanaman mangrove ini melibatkan 75 mahasiswa, dosen Prodi Biologi FST Unpatti, sembilan anggota Babinsa dari tiap Dusun di Desa Eti, perangkat Desa Eti dan Kesatua Pengelola Hutan (KPH) Seram Bagian Barat.

Penanaman mangrove ini petying dikarenakan mangrove merupakan tumbuhan yang berperan sebagai penahan abrasi dengan akarnya yang efisien untuk dapat melindungi daerah pesisir dari pengikisan air laut dan ombak.

Mangrove juga merupakan tempat tinggal, mencari makan, dan berkembang biak bagi berbagai jenis hewan laut, seperti udang, kepiting, ikan, kerang, dan lain sebagainya.

Baca juga: J Trust Bank tanam 3.000 mangrove guna capai target emisi nol bersih

Tak hanya itu mangrove juga menjadi habitat bagi burung, biawak, buaya. Tanaman ini juga sangat penting untuk menyerap polutan dalam air untuk menjaga kandungan dan kualitas air pada suatu perairan.

"Program penanaman ini ditujukan untuk mendorong proses penghijauan (reforestation) dan regenerasi lebih cepat, melalui kegiatan pembibitan dan penanaman mangrove yang dimanfaatkan oleh burung paruh bengkok maupun satwa lainnya, baik itu untuk pakan maupun sarang serta mampu memberikan manfaat berkelanjutan untuk masyarakat," ucapnya.

Apalagi kata dia mangrove juga merupakan penyerap karbon lebih banyak dibandingkan hutan tropis dataran tinggi tak hanya itu, sudah sejak lama juga diketahui bahwa buah mangrove bisa diolah menjadi berbagai macam makanan dan bahan baku industri.

"Melalui pendekatan pengembangan masyarakat, kita dapat mempertahankan ekosistem dan mengurangi risiko kepunahan spesies karena rendahnya kualitas dan kuantitas habitat. Hal ini memberikan pesan konservasi yang kuat bahwa mangrove mempunyai nilai dan harus dijaga. Pesan kesadaran dan kebanggaan yang kuat ini dapat menyebar ke komunitas lain dan dapat menggambarkan keberhasilan program," ujarnya.

Baca juga: Perjanjian bangun pusat mangrove internasional diteken di China

Pewarta: Ode Dedy Lion Abdul Azis
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024