Mataram (ANTARA) - Langit Kota Mataram mulai terlihat cerah. Sore itu, Matahari mulai bersinar kembali, setelah beberapa saat sebelumnya hujan deras. Biasanya pada saat seperti ini, pemandangan sunset atau Matahari terbenam di pantai dapat dinikmati dengan leluasa, termasuk di Pantai Loang Baloq, Kota Mataram.

Desa Wisata Loang Baloq meraih juara pertama Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) Tahun 2022 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), dengan tujuan untuk mempromosikan desa wisata di Indonesia yang memiliki keunikan alam, budaya, dan atraksi.

Kawasan wisata yang masuk dalam wilayah Kelurahan Tanjung Karang, Kecamatan Sekarbela, ini merupakan objek rekreasi terpadu, karena pada satu titik pengunjung dapat menikmati tiga wisata, yakni wisata alam pantai Loang Baloq, wisata buatan Taman Loang Baloq yang dilengkapi berbagai wahana bermain, dan wisata religi Makam Keramat Loang Baloq.

Lokasinya sangat strategis, sehingga mudah diakses, baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Terletak kurang lebih 10 kilometer dari pusat pemerintahan Kota Mataram, Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Wisata Pantai Loang Balok memiliki keindahan alam yang memesona. Walaupun tidak berpasir putih, namun pemandangannya membentang luas. Puluhan pohon tumbuh di sepanjang jalan menuju pantai, semakin menambah kesejukan suasana.

Air pantainya yang jernih diapit bebatuan di sisi utara muara sungai yang berfungsi sebagai pemecah ombak menjadikan lokasi itu tidak hanya untuk bersantai menghilangkan lelah dari hiruk pikuk pekerjaan bagi warga kota maupun wisatawan, tapi juga menjadi lokasi bagi para penghobi mancing.

Pantai ini juga dilengkapi sejumlah fasilitas, mulai taman bermain, kebun binatang mini, jalur untuk joging, kolam atau danau buatan, gazebo, panggung hiburan, dan kafetaria untuk tempat duduk dan bersantai, lokasi berjualan suvenir, lokasi parkir, toilet, serta mushala.

Selain itu ada sarana menunggang kuda poni dan berselancar dengan perahu yang menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung untuk datang ke lokasi tersebut.

Untuk masuk ke tempat ini hanya dikenakan Rp2.000, sedangkan parkir kalau menggunakan kendaraan roda dua Rp1.000 dan Rp2.000 untuk kendaraan roda empat.

Wisata Pantai Loang Baloq ini menghadap ke barat, sehingga pantulan sinar Matahari yang akan tenggelam di waktu senja, menambah syahdu suasana berkumpul bersama teman, pasangan, maupun keluarga.

Safari, salah satu pengunjung asal Kabupaten Lombok Tengah, mengaku sudah beberapa kali mengunjungi Pantai Loang Baloq. Dia sendiri bekerja di Kota Mataram, sehingga saat pulang bekerja menyempatkan diri untuk mampir, sebelum pulang.

Menurutnya, panorama sunset di Pantai Loang Balok sangat memukau karena berada di Selat Lombok. Dari tempat ini Gunung Agung di Pulau Bali juga bisa terlihat dengan jelas bila tidak tertutup awan. Apalagi, bila Matahari mulai tenggelam, semakin menambah eksotis kawasan wisata pantai itu.

Data Dinas Pariwisata Kota Mataram mencatat, jumlah kunjungan di Taman Loang Baloq setiap hari mencapai 300-500 pengunjung, sedangkan pada akhir pekan bisa mencapai 1.000-1.500 orang.


Wisata religi

Selain menawarkan wisata alam, kawasan Loang Baloq juga menyuguhkan wisata sejarah dan religi Makam Keramat Loang Baloq. Lokasinya berada di seberang jalan atau sisi timur pantai.

Ada tiga makam yang dikeramatkan, yaitu Maulana Syeikh Gauz Abdurrazak, Datuk Laut, dan makam Anak Yatim. Ketiga makam itu selalu ramai dikunjungi masyarakat yang datang untuk berziarah dan berdoa.

Ketiga makam itu diapit oleh pohon beringin yang menjulang tinggi besar. Di dalam areal makam terdapat fasilitas mushala dan toliet serta tempat peristirahatan bagi para peziarah.

Menurut penjaga makam, setiap hari tempat itu selalu dikunjungi peziarah. Pada Sabtu dan Minggu, jumlah peziarah bisa mencapai ratusan orang. Bahkan, pada hari-hari besar Islam, jumlahnya bisa sampai seribuan orang atau lebih.

Para peziarah ini, tidak hanya warga Kota Mataram atau Pulau Lombok pada umumnya, tetapi juga dari luar Provinsi NTB, seperti Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan, termasuk dari mancanegara.

Untuk wisatawan mancanegara yang datang berkunjung, biasanya 5 sampai 10 orang. Mereka datang rata-rata ditemani pemandu wisata.
Makam Loang Baloq, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (7/11/2024). (ANTARA/Nur Imansyah).

Dongkrak ekonomi

Keberadaan dua objek wisata Pantai Loang Baloq dan Makam Loang Baloq ini berdampak pada terdongkraknya perekonomian warga setempat. Di sepanjang areal menuju pantai dan makam berjejer puluhan lapak pedagang, baik yang berada di sisi kanan dan kiri jalan raya. Lapak-lapak pedagang ini rata-rata terbuat dari bambu maupun kayu.

Tidak hanya di luar areal menuju pantai dan makam, para pedagang juga menjajakan jualannya hingga areal dalam pantai. Menu yang ditawarkan cukup beragam, mulai makanan ringan, kopi, es kelapa, dan lain-lain. Untuk lapak pedagang yang berada di pinggir jalan utama menuju pantai dan makam, rata-rata menjual menu makanan dari hasil laut, seperti ikan bakar, kepiting, cumi, dilengkapi pelecing kangkung, dengan minuman es kelapa.

Nuraini, salah satu pedagang makanan, mengaku bisa mendapat keuntungan sekitar Rp200 ribu hingga Rp300 ribu per hari. Biasanya, Nuraini membuka lapak mulai dari sekitar pukul 5:00 dan tutup pada pukul 18:00.

Tidak hanya Nuraini, masyarakat setempat juga merasakan dampak dari hidupnya wisata di daerah tersebut, terutama untuk menopang ekonomi keluarga, sebagaimana juga diakui Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Taman Loaq Baloq, Thamrin.

Sebelum kawasan Loang Baloq menjadi seperti saat ini, rata-rata mata pencarian warga sekitar, khususnya kaum laki-laki, adalah nelayan, sedangkan untuk perempuan berdagang ikan hasil tangkapan para nelayan.

Semenjak kawasan itu direvitalisasi oleh pemerintah, para nelayan yang tadinya hanya melaut, kini juga ikut berjualan dengan membuka lapak-lapak, baik di dalam kawasan maupun di luar, utamanya di jalan utama menuju objek tersebut.

Dari catatan pokdarwis setempat, setidaknya ada 115 lapak pedagang yang berjualan kuliner di tempat itu, yang 90 persen pelakunya adalah warga sekitar. Jadi setelah menangkap ikan, para nelayan langsung menjual hasilnya lewat kaum perempuan.

Selain menambah ekonomi warga, keberadaan kawasan itu juga mampu menghilangkan kasus kriminal yang sebelumnya sering terjadi. Sebelum menjadi kawasan wisata dan ramai dikunjungi wisatawan, pada 2001 tempat itu tergolong sepi.

Dengan melihat dampak yang dirasakan oleh masyarakat setelah pengembangan Loang Baloq, menunjukkan bahwa pariwisata memiliki peran penting dalam pembangunan daerah, apalagi setelah didukung oleh pemerintah.

Industri pariwisata dapat menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi suatu daerah, menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan pendapatan masyarakat.
 

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2024