Jakarta (ANTARA) - Terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Basket Seluruh Indonesia (PP Perbasi) periode 2024-2028, Budisatrio Djiwandono,memegang peran besar dalam keberlangsungan olahraga bola basket Indonesia ke depan.

Tugasnya juga tak ringan dan tak sedikit. Mengingat Ketua Umum Perbasi sebelumnya, mendiang Danny Kosasih, telah memberikan segalanya untuk kemajuan bola basket Indonesia. Yang buahnya menghasilkan prestasi baik dari Timnas Basket Putra dan Putri, dan juga prestasi dalam penyelenggaraan kompetisi basket bergengsi.

Bola basket Indonesia saat ini sudah jauh berkembang dibandingkan dekade sebelumnya. Antusias masyarakat semakin tinggi terhadap olahraga ini. Penonton pertandingan basket membludak jika memang laga tersebut menjanjikan tontonan yang dijamin menarik. Bahkan tidak sedikit masyarakat yang rela merogoh kocek lebih dalam untuk menyaksikan pertandingan olahraga yang satu ini.

Oleh karena itu, Budisatrio membawa misi besar untuk mengangkat basket Indonesia ke arah industri olahraga berkelanjutan dan berprestasi di kancah internasional.

Mantan Sekretaris Jenderal PP Perbasi ini menyampaikan delapan misi utama dalam Musyawarah Nasional (Munas) PP Perbasi yang digelar di Jakarta.

Selain meningkatkan prestasi, Budi berfokus pada pengembangan industri olahraga basket, perekrutan pemain diaspora, dan pembentukan liga basket putri di Indonesia.

Industri bola basket berkelanjutan

Budi Djiwandono melihat potensi besar yang dapat dicapai olahraga basket di Indonesia. Menurutnya, basket bukan lagi sekadar olahraga untuk mencari kebugaran atau hiburan, tetapi bisa menjadi industri yang berdampak luas bagi ekonomi nasional.

“Basket ini bukan sekadar olahraga, tapi juga sebagai industri. Ini bisa menjadi dampak ekonomi yang signifikan kepada masyarakat Indonesia,” ujar Budi.

Mengacu pada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan, Budi membawa visi "Basket Mencapai Industri dan Prestasi Menuju Indonesia Emas 2045."

Visi ini, diharapkan olehnya dapat memadukan aspek industri dan prestasi agar basket bisa lebih maju, terutama dalam menghadapi persaingan di tingkat global.

Budi menyebutkan bahwa untuk mencapainya, kolaborasi antara PP Perbasi, pengurus provinsi, pengurus kabupaten, ofisial tim nasional, sponsor, dan pihak swasta sangat penting.

Sebagai langkah awal dalam mewujudkan industrilisasi olahraga basket, Budi akan memastikan terselenggaranya kejuaraan berskala nasional dan internasional di semua kategori umur.

Selain itu, ia juga akan memperkenalkan format liga 3x3 untuk putra dan putri yang serupa dengan kompetisi profesional Indonesian Basketball League (IBL) 5x5.

Menurutnya, langkah ini dinilai dapat meningkatkan popularitas basket 3x3 yang saat ini semakin diminati di berbagai kalangan.

Dalam skala internal organisasi, Budi berkomitmen untuk memberikan dana bantuan sebesar Rp400 juta kepada pengurus provinsi sebagai stimulus bagi perkembangan basket di daerah.

Dana tersebut dapat digunakan untuk pengembangan pelatihan maupun pembangunan fasilitas yang memadai. Program ini diharapkan dapat mendorong peningkatan kompetensi dan memperluas akses masyarakat terhadap basket di seluruh wilayah Indonesia.

 

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo (kanan) bersama dengan Ketum PP Perbasi, Budisatrio Djiwandono meluncurkan logo baru PP Perbasi dalam Munas di Jakarta, Selasa (29/10/2024). ANTARA/Fajar Satriyo/am.


Menjaring talenta diaspora

Belum lama, kebijakan Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) dalam menggaet para pemain keturunan Indonesia dikritik oleh DPR RI. Namun Ketua Umum PP Perbasi Budisatrio Djiwandono yang juga Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, justru akan mengikuti jejak itu.

Meskipun, Timnas Basket sudah lebih dulu menjaring nama-nama pebasket diaspora yang jadi andalan timnas seperti Derrick Michael Xzavierro, maupun Brandon van Dorn Jawato. Namun memang tidak semasif timnas sepak bola sekarang ini.

Budi menyadari bahwa untuk meraih prestasi di tingkat internasional, tim nasional basket Indonesia memerlukan kekuatan yang lebih solid. PP Perbasi di bawah kepemimpinannya akan membentuk Badan Tim Nasional yang bertugas untuk menjaring pemain diaspora Indonesia yang berada di luar negeri. Pengalaman Budi sebagai Sekretaris Jenderal sebelumnya membantunya dalam memetakan dan mengidentifikasi talenta diaspora yang bisa memperkuat tim nasional.

Badan ini nantinya akan memiliki program rekrutmen yang bertujuan untuk mencari bibit-bibit unggul diaspora yang tersebar di negara lain.

Pembentukan Badan Tim Nasional ini juga sejalan dengan target dari Menteri Pemuda dan Olahraga, Dito Ariotedjo, yang mengingatkan agar tim nasional putra dan putri Indonesia bisa mempertahankan prestasi medali emas di SEA Games mendatang.

Namun, Budi menegaskan bahwa visi prestasi Perbasi tidak hanya terbatas di SEA Games. Tim nasional basket Indonesia diharapkan mampu bersaing dalam kompetisi internasional seperti basket 3x3, yang kini mulai mendapat perhatian lebih luas.

“Tidak hanya untuk SEA Games saja, kami juga fokus untuk tim putra dan putri senior agar bisa mengikuti kompetisi dunia dan meraih capaian setinggi-tingginya,” ujar Budi.

Membangun Liga Basket Putri

Timnas Basket Putri Indonesia berprestasi. Mereka meraih emas SEA Games 2023 di Kamboja, menjadi juara FIBA Women's Asia Cup 2023 Division B dan berhak naik kelas ke Divisi A, sejajar dengan China, Jepang, Korea Selatan, dan Filipina. Namun, mereka selama ini tidak memiliki kompetisi ataupun liga di Indonesia.

Salah satu visi Budi adalah rencana pembentukan liga basket putri yang profesional. Menyadari bahwa animo basket di Indonesia sangat besar, Budi menilai bahwa sudah saatnya para atlet putri Indonesia memiliki wadah kompetisi yang setara dengan liga basket putra, Indonesian Basketball League (IBL).

Liga basket putri terakhir kali digelar pada tahun 2020, yaitu Srikandi Cup yang tidak sempat selesai akibat pandemi Covid-19.

“Kita ingin supaya liga untuk perempuan itu ada, melihat animo bola basket di Indonesia ini begitu besar dan banyak sekali sebenarnya atlet-atlet putri kita yang berprestasi,” tegas Budi.

Sejak kompetisi profesional pertama kali digelar pada tahun 2001 melalui Kobanita, atlet basket putri telah menunjukkan prestasi yang membanggakan. Namun, kompetisi liga putri tidak berlanjut secara konsisten, dan sering kali terhenti akibat keterbatasan dukungan.

Dengan terbentuknya liga basket putri yang profesional, Budi berharap dapat menciptakan lingkungan yang lebih kompetitif bagi atlet putri Indonesia, serta memperluas kesempatan mereka untuk berprestasi hingga ke level internasional.

Kepemimpinan Budi Djiwandono di PP Perbasi membawa harapan baru bagi masa depan basket Indonesia. Visi menghidupkan industri bola basket menjadi lebih besar lagi, tidak akan hanya berdampak pada sisi pertumbuhan ekonomi, tetapi tumbuhnya atlet-atlet bola basket baru yang berkualitas dan mendulang prestasi bagi nama negara.

“Olahraga ini harus bisa melahirkan atlet-atlet berprestasi dan memberikan lapangan kerja sebesar-besarnya bagi Indonesia,” katanya.

Baca juga: Timnas Basket Putri fokus benahi fisik untuk SEA Games 2025

Baca juga: Timnas basket jalani empat laga uji coba sebelum lawan Korsel

Baca juga: Menpora sambut baik Final DBL Jakarta 2024 di Indonesia Arena


Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024