"Pesan Kepala BNPB jangan sampai ada jatuh korban jiwa seperti di Lewotobi, ada yang meninggal dunia, luka berat dan luka ringan," kata Widyaiswara Ahli Utama BNPB Harmensyah di Bukittinggi, Sumbar, Jumat.
Oleh karena itu, BNPB menekankan dan mengingatkan Pemerintah Provinsi Sumbar termasuk masyarakat agar lebih siap dan sigap serta belajar dari tragedi meletusnya Gunung Lewotobi Laki-Laki di Nusa Tenggara Timur yang memakan korban jiwa.
"Jangan sampai di Gunung Marapi terjadi peristiwa seperti di Gunung Lewotobi Laki-Laki," kata dia mengingatkan.
Baca juga: Pemkab Agam tetapkan status siaga darurat Gunung Marapi
Beberapa hal penting yang mesti disiapkan dan dilakukan ialah menyiapkan skenario evakuasi, dan penyelamatan masyarakat apabila gunung api setinggi 2.891 meter di atas permukaan laut (MDPL) itu meletus. Termasuk pula memastikan kesiapan atau ketersediaan logistik (kebutuhan dasar) bagi pengungsi tercukupi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Di saat bersamaan BNPB menyambut baik langkah Kabupaten Agam yang menetapkan status siaga darurat menyusul kenaikan status Gunung Marapi yang dikeluarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dari level dua naik menjadi level III.
Pada kesempatan itu pihaknya juga memastikan Pemerintah Kabupaten Agam telah mendirikan posko siaga Gunung Marapi, termasuk menunjuk pimpinan yang bertanggung jawab penuh pada posko tersebut.
Juru Bicara BPBD Provinsi Sumbar Ilham Wahab mengatakan pemerintah melarang tegas setiap masyarakat agar tidak beraktivitas atau menetap secara permanen di dalam radius 4,5 kilometer (km) dari pusat erupsi Gunung Marapi.
"Masyarakat tidak boleh berada dalam radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi atau Kawah Verbeek," kata llham.
Baca juga: BPBD larang beraktivitas dalam radius 4,5 km dari Gunung Marapi
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024