Koperasi telah menjadi tulang punggung ekonomi di negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa dengan jumlah anggotanya lebih dari 50 persen jumlah penduduknyaJakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi berkomitmen untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam berkoperasi dan menargetkan dapat menggandakan jumlah anggota koperasi menjadi 60 juta orang dari yang saat ini hanya berkisar di angka 25 juta orang.
“Dengan jumlah penduduk Indonesia yang hampir 300 juta, anggota koperasinya tidak sampai 10 persen. Koperasi telah menjadi tulang punggung ekonomi di negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa dengan jumlah anggotanya lebih dari 50 persen jumlah penduduknya," katanya di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, semakin besar jumlah keanggotaan, semakin besar pula potensi koperasi untuk mengembangkan usahanya.
Menkop mengakui bahwa perkembangan koperasi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir cenderung stagnan, bahkan mengalami penurunan citra akibat sejumlah kasus mismanajemen. Untuk mengatasi masalah tersebut, ia berkomitmen untuk melakukan pembenahan secara menyeluruh terhadap sektor koperasi.
Budi Arie mengemukakan bahwa salah satu indikator kinerja yang baik bagi sebuah koperasi adalah jumlah anggotanya. Koperasi yang berstatus besar, tetapi memiliki jumlah anggota yang terbatas perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut.
Sebagai bentuk komitmen dalam revitalisasi koperasi, Menkop menginisiasi pertemuan bulanan dengan para pemangku kepentingan koperasi untuk membahas kendala yang dihadapi koperasi dan mencari solusi bersama.
Ia juga menekankan pentingnya menyelesaikan pembahasan Rancangan Undang-Undang Perkoperasian untuk segera disahkan menjadi undang-undang. Ini dikarenakan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian dinilai sudah tidak relevan dengan perkembangan zaman, khususnya dalam konteks digitalisasi.
"UU Koperasi yang baru harus selesai dalam 100 hari kerja,” tegasnya.
Baca juga: Budi Arie paparkan 12 program prioritas Kemenkop untuk 2025
Baca juga: Budi Arie upayakan tak ada komponen impor dalam pasokan makan bergizi
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024