Guangzhou, China (ANTARA) - Jurnalis yang berasal dari kawasan Greater Bay Area (GBA), China, yang mencakup Guangdong, Hong Kong dan Makau, menekankan pentingnya peran media dalam meningkatkan investasi antara Indonesia dan GBA.
"Bagi saya, terkait investasi, media idealnya bergerak secara daring dan luring," ujar jurnalis dari media Guangdong, GD Today, Nick Lee di Guangzhou, Jumat.
Menurut Nick, di area daring, media seharusnya menjadi garda terdepan untuk mendukung terbukanya arus investasi Indonesia dan GBA melalui pemberitaan dan pembuatan konten-konten digital.
Dengan demikian, baik Indonesia dan GBA, atau China pada umumnya, saling mengetahui potensi masing-masing dan itu menjadi awal dari mengalirnya investasi.
"Indonesia merupakan pasar yang besar bagi China, begitu pula sebaliknya. Dengan adanya pemberitaan atau konten digital media, baik Indonesia maupun China atau GBA dapat melakukan bisnis bersama-sama," kata Nick.
Baca juga: Perluasan jalur kereta dorong integrasi GBA Guangdong-Hong Kong-Makau
Selain itu, ia juga menyebut media dapat melakukan upaya luring untuk menarik investasi misalnya dengan membuat acara yang ditujukan untuk para pengusaha, pemerintah dan media dari kedua negara.
Dengan demikian, semua pihak bisa bertatap muka dan dapat mengenali kondisi nyata di masing-masing tempat.
"Semua pihak dapat mengetahui situasi sebenarnya di lokasi investasi tersebut," tutur Nick.
Sementara itu, Direktur Macau Business dan majalah Business Inteligence, yang berbasis di Makau, Jose Matias, menyampaikan bahwa pemberitaan soal investasi lebih baik dibarengi dengan kisah-kisah yang menyokongnya seperti tentang kehidupan masyarakat, latar belakang di balik bisnis dan lain-lain.
Media, Jose melanjutkan, harus dapat mengambil banyak sudut pandang agar pemberitaan mengenai investasi semakin berwarna.
Baca juga: "Output" ekonomi Kawasan Teluk Besar China hampir 2 triliun dolar AS
Kemudian, sama dengan Nick, pria yang lahir di Portugal itu juga menyebut pentingnya media kedua negara yang dalam hal ini Indonesia dan China untuk saling berkunjung. Dengan begitu, pemberitaan akan semakin kaya.
"Sebaiknya memang jurnalis datang ke langsung ke negara masing-masing. Dengan begitu, saya yakin pemberitaan akan positif untuk investasi dan kedua negara terkait misalnya Indonesia dan China, termasuk GBA, mempunyai kesepahaman yang sejalan," ujar Jose.
Greater Bay Area (GBA) dikembangkan oleh Pemerintah China pada tahun 2019 dan sejak saat itu perekonomian kawasan tersebut melesat cepat dengan nilai output ekonomi sekitar 14 triliun yuan (sekitar 1,96 triliun dolar AS) pada tahun 2023, melonjak dari 3,8 triliun yuan (533,5 miliar dolar AS) pada tahun 2018.
Berdasarkan data BKPM Indonesia, nilai investasi China di Indonesia pada periode 2019 sampai semester I 2024 mencapai 32,2 miliar dolar AS ( sekitarRp487,1 triliun) dengan sekitar 21.022 ribu proyek.
Pada 2023, nilai investasi China adalah sebesar 7,4 miliar dolar AS (Rp111,96 triliun) atau berada di posisi kedua terbesar setelah Singapura yaitu sebesar 15,4 miliar dolar AS (Rp233 triliun).
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2024