Bogor (ANTARA News) - Menjelang hari raya Idul Fitri 1435 Hijriah jasa pengiriman barang dan paket mengalami lonjakan permintaan hingga melebihi kapasitas yang tersedia.

"Dua pekan sebelum lebaran lonjakan pengiriman barang sudah terjadi, saat ini kami sudah kelebihan kapasitas," kata salah seorang petugas JNE perwakilan Siliwangi Bogor, Febry Fabianto, saat ditemui, Selasa.

Menurut Febry, kelebihan kapasitas pengiriman barang menjelang lebaran tersebut, membuat pihaknya kewalahan. Dampaknya lama waktu pengiriman paket menjadi molor dari biasanya.

Hal ini dikarenakan, kelebihan kapasitas baik di pesawat maupun kereta yang akan mengirimkan barang-barang ke daerah tujuan, sehingga ada beberapa barang yang tertunda waktu pengiriman.

"Ya biasanya ada paket satu hari sampai, tetapi saat ini kami tidak bisa janjikan bisa sampai satu hari, paling lambat dua atau tiga hari sampai," ujar Febry.

Febry menjelaskan, di hari biasa pihaknya hanya menerima 70 hingga 80 item barang atau paket yang dikirim, namun, menjelang lebaran, dalam waktu setengah hari pihaknya sudah menerima 130 paket.

Menurutnya, kebanyakan paket yang dikirim merupakan paket untuk lebaran seperti kue kering, pakaian, serta perlengkapan lebaran seperti sepatu, peralatan shalat dan ada juga vocher belanja.

"Kami juga melayani pengiriman parsel lebaran," katanya.

Meningkatnya jumlah pengiriman barang, lanjut Febry otomatis menambah pendapatan kantor perwakilan JNE Siliwangi. Namun, lanjut Febry, ia tidak tahu besaran peningkatan pendapatan perusahannya.

"Kami hanya dikasih tau target pendapatan berdasarkan jumlah paket yang dikirimkan," ujarnya.

Untuk mengakomodir meningkatkan pengiriman paket jelang lebaran, kantor perwakilan JNE Siliwangi menyiapkan delapan petugas yang bertugas selama 23 jam, dengan sistem shift. Satu shift terdiri dari dua petugas.

Febry menambahkan, untuk mengantisipasi pengiriman paket barang berbahaya atau terlarang, pihaknya juga meningkatkan pengawasan dengan melakukan pemeriksaan terhadap paket atau barang yang akan dikirim. Setiap jenis barang yang dikirim dicatat dan dilaporkan.

"Kita tidak mau sampai kejadian terulang lagi, pernah ada yang mengirim isinya narkoba, tapi itu dari kantor perwakilan lain," kata Febry.


(KR-LR/F006)

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014