Jakarta (ANTARA) -
​​​​Industri ekonomi kreatif belakangan ini telah menjadi salah satu sektor andalan negara untuk meningkatkan pendapatan nasional. Bahkan pandemi COVID-19 tidak menghalangi maraknya penjualan di sektor ekonomi kreatif atau ekraf ini melalui ranah digital.

Berdasarkan data Dirjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan mencatat nilai ekspor ekraf tahun 2022 sebesar 26,94 miliar dolar AS, meningkat 12,81 persen dibanding tahun 2021.

Subsektor yang masih menjadi penyumbang ekspor tertinggi adalah mode busana (fashion), kriya, dan kuliner dengan kontribusi 99,94 persen dari seluruh nilai ekspor produk ekraf pada 2022. Sementara itu dalam Expert Survey Outlook Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2023/2024 menyebutkan, subsektor ekraf yang paling berpotensi mengalami pertumbuhan paling pesat tahun 2023/2024 adalah kuliner (69,05 persen), fesyen (40,48 persen), dan kriya (23,81 persen).

Agar industri ekonomi kreatif tetap menjadi andalan penyumbang pendapatan negara, akademisi dan pakar pariwisata dari Universitas Andalas Sumatera Barat Sari Lenggogeni mengatakan Pemerintah perlu berperan sebagai fasilitator dengan menjadi jembatan bagi pelaku ekraf kecil untuk bisa mencapai pasar lebih luas dan dilihat oleh pemain industri kreatif yang sudah matang.

“Jadi diperlukan semacam fasilitator untuk mempertemukan para pemain sektor-sektor industri kreatif ini karena pada dasarnya ada kelompok-kelompok mungkin yang masih belum establish, newbie, yang baru join, yang menengah atau sudah mature tentu memerlukan dukungan-dukungan,” kata Sari kepada ANTARA.

Pemerintah melalui Kementerian Ekonomi Kreatif bisa menjadi mitra atau fasilitator bagi pelaku industri kreatif yang masih kecil untuk menghubungkan para pekerja di sektor industri kreatif yang sudah matang dalam meningkatkan ekspornya, jumlah usaha dan kualitas usahanya.

Kementerian juga perlu menjadi jembatan bagi UMKM di daerah untuk meningkatkan potensi produknya agar bisa diakses oleh pemain industri kreatif besar dengan bekerja sama dengan pemerintah kabupaten kota setempat.

Dukungan pelatihan dari pelaku UMKM yang sudah matang kepada UMKM pemula di daerah berguna untuk menciptakan inovasi baru dan bisa bertukar pengetahuan untuk bisa bersama-sama bersaing di pasar.

Pemerintah juga perlu menetapkan standarisasi jika UMKM ingin bisa diterima di pasar yang lebih luas. Ini agar pelaku industri kreatif bisa menyesuaikan preferensi pelanggan di era robotik dan 4.0, supaya produk yang ditawarkan relevan dengan keinginan pembeli.

Akademisi juga memiliki peran penting untuk memberikan akses penelitian bagi kementerian untuk memperbarui data preferensi pembeli sehingga kualitas produk kreatif Indonesia bisa setara dengan standar internasional.

Tak kalah penting dari sisi kualitas produknya, akan seperti apa dan standarnya pun harus  nasional. Ada tiga sektor yang menjadi potensi besar berkembang untuk kriya, kuliner, dan fesyennya, yang memerlukan standarisasi inovasi menyesuaikan dengan selera pasar.

Jika inovasi pada ketiga sektor tersebut bisa dikembangkan, industri kreatif Indonesia massive trend-nya sendiri seperti yang terjadi pada tren dari Korea Selatan di mana mereka bisa menjangkau semua lini untuk memasarkan produk kreatifnya, mulai dari film, K-pop, hingga kosmetik.

UMKM Indonesia juga bisa melebarkan sayapnya lebih jauh jika didukung oleh kementerian terkait dalam hal kegiatan yang bersifat internasional agar bisa menghubungkan pelaku bisnis besar dari berbagai macam negara.

Akses tersebut bisa berupa kegiatan seperti pertemuan tingkat tinggi, pameran, atau pertemuan tahunan yang bisa membawa potensi industri kreatif Indonesia ke pusat atau hub yang lebih besar, di samping juga meningkatkan distribusi lokal.

Kontribusinya dari tahun ke tahun bisa dilihat dari datanya yang juga terus meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa keberlangsungan pertumbuhannya tinggi, tinggal bagaimana mempercepat akselerasi yang dilakukan secara terorganisasi.

Bonus demografi yang menjadi modal di sektor ekraf, yang kebanyakan diisi kaum milenial atau Gen Z, juga bisa menjadi faktor pendukung dalam mempercepat pertumbuhan industri kreatif, terutama dalam pengembangan lapangan kerja baru.

Selain itu, pemanfaatan digital juga penting karena produk ekraf memiliki perlakuan yang berbeda dari produk pariwisata. Adaptasi digital ini bisa membantu keberlanjutan promosi ekonomi kreatif sehingga tren yang dikembangkan bisa tetap stabil.

Oleh karena itu, Sari berharap dalam masa pemerintahan Prabowo-Gibran, Kementerian Ekonomi Kreatif bisa mengembangkan potensi industri kreatif dengan cara mengelompokkan mana yang sudah matang dan siap bersaing di pasar global dan mana yang masih membutuhkan dorongan pengembangan. Selain itu juga harus segera menetapkan dukungan pendanaan bagi UMKM yang memiliki potensi namun terhalang dana.
 
Rencana kerja Kemenekraf

Sejalan dengan harapan UMKM Indonesia bisa mencapai ke level lebih tinggi, berbagai program unggulan ekonomi kreatif telah diramu oleh Kementerian Ekonomi Kreatif dalam mewujudkan Astacita Pemerintahan Prabowo-Gibran, salah satunya menciptakan lapangan kerja yang berkualitas dan sumber pertumbuhan ekonomi baru.

Sekretaris Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf Riwud Mujirahayu kepada ANTARA mengatakan sejumlah program untuk meningkatkan produk unggulan ekraf di antaranya pendampingan penyusunan peta jalan pengembangan ekraf di daerah, pengembangan jejaring kabupaten/kota kreatif nasional dan internasional, pengembangan ekosistem pelaku ekraf, serta beberapa kelas dan program inkubasi untuk meningkatkan ekspor.

Kemenkraf juga menyiapkan RKP (Rencana Kerja Pemerintah) untuk menguatkan ekosistem UMKM sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru, yang meliputi pengembangan kekayaan intelektual, perluasan dan peningkatan pangsa pasar di tingkat domestik dan global, peningkatan kapabilitas pelaku kreatif berdasarkan riset, pengembangan sentra kreatif, serta penguatan regulasi.​​​​​​​

Keterlibatan sektor UMKM dalam setiap setiap program pemerintahan Prabowo-Gibran juga akan menjadi jalan untuk membantu ekraf daerah melebarkan sayapnya dan dikenal lebih banyak pasar. Salah satu program yang bisa melibatkan industri kreatif adalah Makan Bergizi Gratis yang kontribusinya akan sejalan dengan program pengembangan sektor kuliner dari 17 subsektor yang dikembangkan Kemenekraf.

Kemenkraf mempunyai program unggulan ekraf yang akan dilanjutkan pada tahun depan yang diharapkan dapat mendukung pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis Probowo-Gibran. Dari 17 subsektor ekraf, satu di antaranya program pengembangan kuliner menjadi program unggulan yang melibatkan komunitas dan pelaku usaha UMKM di seluruh wilayah Tanah Air.

Sementara di sektor lapangan kerja, tahun 2022 di bidang ekraf terserap 23,98 juta pekerja, tahun 2023 meningkat menjadi 24,92 juta, dan pada tahun 2024 menargetkan sebanyak 24,93 juta orang, sedangkan realisasi hingga semester I 2024 telah terserap 24,93 juta pekerja.

Pemerintah telah menetapkan target proporsi PDB ekraf pada tahun 2025 yaitu sebesar 7,92 persen. Pemerintah menetapkan tiga dari 17 subsektor ekraf yang akan dikembangkan seperti fesyen, kriya, dan kuliner sebagai subsektor unggulan karena ketiganya memberikan kontribusi besar terhadap nilai ekspor maupun nilai tambah ekraf.
 

 

Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024