"Kantor digital Baznas yang kita miliki sekarang ada sekitar 250 dan target 2025 sebanyak 400 kantor digital di seluruh Baznas se-Indonesia," ujar Pimpinan Baznas Bidang Transformasi Digital Nadratuzzaman Hosen dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Nadratuzzaman menjelaskan, pertumbuhan donasi daring menunjukkan tren yang positif. Menurut riset pada tahun 2020, lebih dari 75 persen pengguna internet di Indonesia mengakses layanan keuangan digital, termasuk ZIS-DSKL online.
Baca juga: Baznas ajak daerah wujudkan tata kelola ZIS transparan dan akuntabel
Menurut dia, pada 2021, sekitar 60 persen transaksi zakat, infak, sedekah dan Dana Sosial Keagamaan Lainnya (DSKL) di Baznas dilakukan melalui platform digital.
"Oleh karena itu, teknologi menjadi solusi penting untuk mendukung pengelolaan zakat. Beberapa aspek teknologi yang dapat dimanfaatkan antara lain digitalisasi platform zakat online, crowdfunding, big data, AI, mobile apps, fintech, serta sistem monitoring dan pelaporan terpusat," kata Nadratuzzaman.
Baca juga: Baznas optimalisasi pengelolaan zakat lewat aplikasi SIMBA
Kantor Digital Baznas terdiri atas puluhan menu sarana kerja daring. Dengan kantor digital, para amil bisa bekerja melalui ponsel karena Kantor Digital Baznas yang berbasis web sudah didesain secara khusus sehingga bisa digunakan pada telepon seluler.
Selain itu, Nadratuzzaman juga menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi informasi dalam mengelola ZIS. Menurut dia, aplikasi SIMBA (Sistem Manajemen Informasi Baznas) dirancang untuk mengintegrasikan seluruh proses pengelolaan ZIS, mulai dari pengumpulan, pencatatan, hingga penyaluran.
Baca juga: Baznas perkuat sinergi tata kelola zakat dengan 167 perwakilan LAZ RI
"Dengan SIMBA, kita dapat memantau secara real-time pengelolaan ZIS dan memastikan bahwa dana zakat disalurkan kepada yang berhak secara tepat dan transparan," ujar Nadratuzzaman .
Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024