Sentani (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jayapura, Papua, menyatakan seluruh puskesmas di daerah ini telah mampu memberikan pengobatan kepada pasien tuberkulosis (TBC).

Jumlah puskesmas di Kabupaten Jayapura saat ini sebanyak 22 tersebar di 19 distrik.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura Edward Sihotang di Sentani, Jumat, mengatakan langkah-langkah penanganan TBC telah dilakukan, di antaranya desentralisasi di mana seluruh puskesmas Kabupaten Jayapura sudah bisa melakukan pengobatan TBC dan pemberian obat.

“Jadi, pengobatan TBC tidak hanya terfokus di kota, tetapi juga seluruh puskesmas Kabupaten Jayapura sudah mampu mengobati pasien TBC karena sudah punya dokter, perawat, dan petugas yang mampu melaksanakan program ini,” ujarnya.

Baca juga: Pemkab Jayapura dorong pengobatan maksimal 1.022 pasien TBC

Menurut Edward, pihaknya juga mengantisipasi resistensi obat di seluruh puskesmas dalam rangka mencegah dan mengobati pasien TBC.

Selain itu, dalam penanganan TBC berkelanjutan pihaknya melakukan surveilans atau memantau perkembangan penyebaran TBC di masyarakat.

“Kami melakukan upaya penemuan, pemeriksaan kemudian langkah terakhir melakukan pengobatan kepada pasien TBC hingga sembuh,” katanya.

Dia menjelaskan tantangan yang dihadapi dalam melaksanakan program nasional mengenai pengobatan TBC yakni masyarakat masih tertutup untuk memeriksakan diri.

“Menutup diri artinya masyarakat yang mengalami gejala batuk tidak berhenti selama dua minggu tidak memeriksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit sehingga pola pikir ini yang harus dirubah,” katanya.

Baca juga: Dinkes Jayapura targetkan penemuan 4.000 kasus TB selama 2024

Dia menambahkan bahwa dalam tahapan surveilans maka petugas lapangan merupakan kekuatan utama untuk dapat menemukan gejala-gejala TBC di masyarakat.

“Pengobatan tidak akan maksimal dan akan menjadi potensi penularan yang bisa berkembang atau menular ke orang-orang sehat kalau tidak segera menemukan pasien TBC,” ujarnya.

Dia menyadari segala upaya ini tidak akan berhasil ketika masyarakat tidak mendukung petugas di lapangan, sehingga pihaknya mengambil jalan tengah atau program baru yaitu kampung/desa sadar tuberkulosis.

“Artinya kami kedepankan peran serta dari distrik, kampung, orang terdekat, masyarakat, kader posyandu, kader kesehatan yang dilatih untuk bisa memberikan edukasi, mengajak mendampingi minum obat agar masyarakat bisa lebih mandiri dan kami bisa optimal dalam menemukan dan mengobati,” ujarnya.

Dia menuturkan masih banyak masyarakat mempunyai potensi terkena dan penularan TBC tetapi tidak menyadari bahwa mereka terkena penyakit itu.

Baca juga: Dinas Kesehatan evaluasi pemeriksaan mikroskopis TBC di Papua Barat

“Hal ini jangan sampai terjadi supaya mereka tidak menyebarkan penyakit TBC ke orang-orang sehat sehingga diharapkan penyebarannya semakin kecil dan Kabupaten Jayapura terbebas dari TBC,” katanya.

Pewarta: Yudhi Efendi
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024