Pesannya tentang kemanusiaan, tentang bagaimana kita menerima orang apa adanya. Don't judge the book by its cover."
Jakarta (ANTARA News) -Film Runaway menghadirkan pesan bahwa setiap orang selayaknya menghargai oranglain tanpa memandang kekayaan dan status sosial.
"Pesannya tentangkemanusiaan, tentang bagaimana kita menerima orang apa adanya. Don't judge thebook by its cover," kata sutradara film Runaway, Guntur Soeharjanto usaimedia screening, di Jakarta, Senin (21/7) malam.
Film produksi Maxima Pictures itu berdurasi 90 menit dengan latar keseluruhan di Hongkong.
Runaway menggambarkankehidupan TKW Hongkong bersama putrinya. Kesulitan keuangan dan jeratanperjudian akibat ulah sang paman mewarnai kehidupan mereka.
Film drama cinta remaja inimengisahkan Tala (diperankan Tatjana Saphira) yang menjadi pencopet di Hongkongkarena mengikuti jejak pamannya, Toni (Edward Akbar). Ia merasa tak ada pilihanlain untuk menghasilkan uang dengan cepat selain mencopet. Uang yangdihasilkannya dikumpulkan demi bisa membiayai ibunya yang tengah sakit.
Sementara Musa(diperankan Al Ghazali) yang diajak ayahnya Surya (Ray Sahetapy) ke Hongkonguntuk melebarkan sayap bisnis sang ayah, merasa bosan.
Ketika diaberjalan-jalan di Hongkong, dia kecopetan. Ternyata pencopetnya tak lain adalahTala.
Bukannya melapor kepolisi, Musa yang berhasil menemukan jejak Tala malah merasa jatuh hati. BagiMusa, Tala adalah jawaban dari semua kebosanan dan amarahnya pada sang ayah.Sebaliknya bagi Tala, Musa merupakan jalan keluar dari kesulitan hidup yangdialaminya, terlebih Toni yang terancam dibunuh bandar judi yang memintanyamembayar utang dan kondisi ibunya yang memburuk.
Tetapi perlahan, cintatulus tumbuh diantara keduanya. Namun perbedaan status keduanya membuat Tala raguuntuk meneruskan hubungan tersebut.
Lantas akankah kedua insan mudaini mendapatkan kebahagiaan mereka? Bagaimana jika Surya tahu bahwa putranyamenjalin cinta dengan pencopet?
Temukan jawabannya di film tersebut yang akan tayang secara serentak di bioskop-bioskop Tanah Airmulai 24 Juli 2014. (*)
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014