Kajian juga diperlukan untuk memastikan lahan yang dipilih sesuai dengan vegetasi yang akan ditanam dan bentuk pertaniannyaJakarta (ANTARA) - Peneliti Yayasan Madani Berkelanjutan Sadam Afian Richwanudin mendorong pemerintah dapat memanfaatkan lahan-lahan terlantar untuk digunakan dalam program cetak sawah demi menekan dampak terhadap lingkungan.
"Kita mendorong pemerintah untuk memanfaatkan lahan-lahan terlantar atau memanfaatkan lahan-lahan yang bebas dari potensi konflik dengan masyarakat di sekitar proyek, yaitu masyarakat adat dan komunitas lokal atau IPLC (Indigenous People and Local Community) dan tidak merugikan secara ekologis," kata Peneliti Yayasan Madani Berkelanjutan Sadam kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Madani: Optimalisasi pangan lokal bisa jadi solusi hindari buka lahan
Salah satu yang perlu diperhatikan juga ketika melakukan program serupa demi mewujudkan swasembada pangan itu, jelasnya, adalah memastikan kesesuaian antara proyek dengan dengan kajian lingkungan terkait termasuk kajian lingkungan hidup strategis (KLHS).
Kajian juga diperlukan untuk memastikan lahan yang dipilih sesuai dengan vegetasi yang akan ditanam dan bentuk pertaniannya.
"Madani melihat itu soal daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup atau D3TLH, itu semua proyek harus sesuai dengan itu. Ditanam di tempat yang memiliki kesesuaian fisik yang memang cocok untuk sawah," katanya.
Baca juga: Mentan petakan 500 ribu hektare cetak lahan sawah di Kalsel
Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebut Presiden Prabowo Subianto telah meminta jajarannya untuk mempercepat pelaksanaan program cetak sawah 3 juta hektare untuk mewujudkan ketahanan pangan.
Program itu sudah dimulai di Merauke di Papua Selatan serta Kalimantan Tengah. Dalam pernyataan pada 28 Oktober 2024, Mentan menyebut dalam waktu dekat, program cetak sawah akan dilakukan juga di Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, dan lainnya.
Baca juga: Kementan targetkan cetak sawah 500.000 ha di Kalsel demi swasembada
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024