"Coba ajak ngomong bayi,... Walau kita enggak yakin dia ngerti sepenuhnya, tapi itu akan merasa membuatnya dimengerti," ujar Dian dalam salah satu acara kesehatan di Jakarta, Senin.
Dian mengungkapkan, saat menerka-nerka apa yang bayi inginkan, cobalah untuk membahasakannya. Ia mencontohkan, "bosen ya?", "dingin ya?", kata Dian sembari menirukan apa biasa diucapkan pada bayinya dulu. Dian juga mengaku, dulu kerap mengajak bayinya berbicara sembari melakukan pijat.
"Aku ajak omong, supaya dia enggak keburu bosen (anak jd fokus sama omonganku) sambil dia dipijatin, dia liat aku pijetin dia, dia jadi diam. Mungkin karena penasaran sama apa yang aku omongin, " akunya.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, praktisi neurosains terapan, dr. Anne Gracia, mengungkapkan, apa yang Dian lakukan pada bayinya itu seperti mencicil kosakata pada anak. Seharusnya hal ini menjadi rutinitas yang orang tua lakukan pada anak mereka.
Menurut dia, terkadang anak tidak mampu mengekspresikan apa yang dia rasakan, sehingga membuatnya memilih metode non verbal yang membuat dia direspon, misalnya, menarik-narik, marah-marah,... ",.. dan metode itu kalau berhasil akan terus dia lakukan.
Dia akan ngotot dengan metode itu saja," kata dr. Anne. Oleh karena itu, menurut dr. Anne saat anak rewel, cobalah untuk menenangkannya terlebih dahulu.
Setelah itu, orang tua dapat mencoba mengajak anak berkomunikasi agar saling memahami. Terakhir, barulah dengarkan apa keinginannya. "Tapi kalau kita sedang tidak memiliki waktu luang, atau sibuk, sebaiknya tegaskan saja padanya agar menunggu. Ini sekaligus memberikan pengajaran padanya untuk menunggu," katanya.(*)
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014