Bandung (ANTARA News) - Pasien Mamah Komariah (67) yang meninggal di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung pada Minggu malam lalu (15/10) sekitar pukul 22.00 WIB, positif terserang virus H5N1 atau flu burung. "Berdasarkan hasil pemeriksaan DNA di Depkes beberapa kali dan apus tenggorokan ternyata pasien Mamah Komariah positif terkena flu burung", kata Dirut RSHS Bandung, dr Cissy Sudjana Prawira kepada pers di Bandung, Senin. Menurut Ketua Tim Penanggulangan Flu Burung di RSHS Bandung dr Hadi Yusuf, pada Minggu siang (15/10), pasien Mamah tekanan darahnya sempat turun lagi dan timbul gagal ginjal serta ada gangguan organ tubuh lainnya hingga akhirnya pada Minggu malam meninggal dunia. Dikatakannya, pasien Mamah tidak terlambat memeriksakan kesehatannya ke RSHS Bandung karena sejak dua hari mengalami demam, langsung dibawa ke RSHS Bandung pada Sabtu sore (7/10), namun karena banyak organ yang mengalami gangguan, maka pasien MK tidak kuat dan sering kali kondisinya memburuk hingga akhirnya meninggal. Sementara itu, Anggota Tim Penanggulangan Flu Burung di RSHS Bandung dr Rizal Sp Saraf, menyebutkan, penyebab meninggalnya pasien MK belum bisa dipastikan, namun kemungkinan disebabkan adanya radang otak yang mengakibatkan tingkat kesadarannya menurun. "Namun yang belum ada hasilnya adalah ada AI dalam cairan selubung otak. Kalau tidak ditemukan adanya AI dalam cairan selubung otaknya, maka kami tidak bisa menyebutkan terjadinya radang otak disebabkan karena virus H5N1", katanya seraya menyebutkan, bisa saja terkenanya radang otak disebabkan karena virus lainnya. Pasien baru Pada Senin pagi (16/10) sekitar pukul 09.45 WIB, RSHS Bandung kembali menerima pasien suspect flu burung berinisial AR (35) warga Kampung Bojong Asih Desa Dayeuh Kolot Kecamatan Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung. Pasien AR yang beternak ikan di daerah waduk Cirata, Cianjur itu ada kontak dengan unggas karena itik miliknya yang telah dibeli sebanyak 140 ekor mati secara mendadak sebanyak 15 ekor. "Namun, kondisi pasien tidak menunjukan gejala seperti flu burung karena tidak mengalami sesak nafas, tidak ada batuk, tapi mengalami demam dengan suhu badan mencapai 38 derajat celcius," kata Hadi Yusuf. Sementara itu, Anggota Tim Penanggulangan Flu Burung dr Arto Yuwono Suroto, Sp PD, mengatakan, tidak ada kecocokan bahwa pasien AR terkena flu burung karena tidak mengalami sesak nafas, meski terdapat radang paru-paru, serta respirasinya juga bagus. Menurut kakak pasien AR, Aisyah (39), sejak dua minggu yang lalu adiknya itu mengalami demam dan sejak empat hari yang lalu demamnya semakin menjadi-jadi dan langsung dibawa ke RSHS Bandung untuk memastikan penyakitnya. Dengan adanya pasien yang baru itu, total pasien suspect flu burung yang pernah dirawat di RSHS Bandung sebanyak 64 orang, sembilan orang diantaranya positif flu burung, yakni tujuh orang meninggal dan dua orang lainnya hingga kini masih hidup.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006