... karena minyak tanah sudah langka... "
Amuntai, Kalimantan Selatan (ANTARA News) - Pada saat Jakarta begitu kemilau dengan mal-malnya seperti di sinetron-sinetron, saat itu juga sebagian masyarakat di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, kembali menggunakan kayu bakar jenis kayu galam untuk memasak.


"Mereka terpaksa memanfaatkan pohon galam yang biasa tumbuh di rawa-rawa, untuk kayu bakar, karena minyak tanah sudah langka," kata Kepala Desa Paminggir Yani, di Amuntai, Senin.

Dikatakan dia, hampir setiap bulan terjadi kelangkaan minyak tanah, terutama di beberapa desa pelosok, di antaranya, Desa Paminggir, Paminggir Seberang dan Ambahai, di Hulu Sungai Utara.

Terkadang, lanjut dia, ada kapal pedagang dari Nagara (Kabupaten Hulu Sungai Selatan) membawa minyak tanah ke desanya, dan harganya mencapai Rp13.000 seliter.

Meski cukup mahal, namun warga tetap saja membeli minyak tanah tersebut, bahkan mereka juga berebut dan antre membelinya.

Menurut dia, dalam kondisi normal, harga minyak tanah kisaran Rp12.000 hingga Rp12.500 perliter.

Pewarta: Imam Hanafi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014