Yang juga besar sumbangsihnya bagi industri olahraga adalah menggabungkan elemen hiburan dalam olahraga atau sportainment, dan menggabungkan elemen pariwisata dalam olahraga atau sport tourism. Kedua hal ini bisa meningkatkan partisipasi masyarakat.
Itu semua adalah bisnis baru yang menawarkan peluang ekonomi yang besar.
Peluang inilah yang sudah dimulai dilakukan dalam industri kreatif Indonesia melalui para aktor dan pesohor dengan menggelar pertandingan tenis, tinju, bahkan catur. Kuncinya adalah menciptakan engagement dengan penggemar terlebih dulu.
Pemerintah atau penyelenggara kompetisi olahraga bisa meniru berbagai kegiatan serupa dalam banyak cabang olahraga.
Dengan mengikatkan masyarakat lewat acara olahraga berbalut hiburan, secara sadar dan tak sadar orang akan mulai meniru aktivitas olahraga yang diperkenalkan tersebut. Maka, minat kepada olahraga pun meningkat.
Akan halnya sportainment. Ini tak melulu berkaitan dengan artis dan pesohor.
Acara olahraga yang bersifat riang gembira tanpa perlu mementingkan kompetisi, seperti marathon, fun bike, dan trail running, bisa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru, setidaknya di lokasi acara-acara olahraga itu diadakan.
Baca juga: Kemenperin-KONI kolaborasi optimalkan P3DN guna pacu industri olahraga
Bali Marathon, Festival Mentawai, Jakarta Marathon, Sungailiat Bangka Belitung, Trail Tour de Singkarak, Tour De Ijen, Tour de Bintan, dan MotoGP Mandalika adalah buktinya. Perhelatan-perhelatan itu membuktikan olahraga di tanah air telah berkembang sebagai industri yang berpotensi besar menaikkan garaih ekonomi Indonesia.
Mengenai pariwisata olahraga, perhelatan olahraga yang digelar di suatu daerah dengan potensi pariwisata tinggi, juga menjadi sumber pendapatan besar bagi perekonomian tempat itu, bahkan nasional. Itu termasuk hard sport tourism dan soft tourism.
Yang pertama adalah konsep untuk pariwisata olahraga yang berkaitan dengan ajang-ajang akbar seperti Olimpiade, Asian Games, Sea Games, dan Pekan Olahraga Nasional (PON).
Contohnya, PON Aceh-Sumut 2024 lalu menghasilkan perputaran uang sampai sekitar Rp8,6 triliun.
Sedangkan soft sport tourism merupakan kegiatan olahraga wisata yang berkaitan dengan tren atau gaya hidup di sebuah negara atau daerah, termasuk jasa pemanduan lintas alam atau trekking hutan, bukit, dan gunung.
Contohnya adalah bukit Sentul Kabupaten Bogor yang sukses menyulap bukit yang awalnya hanya pemukiman biasa menjadi berbagai jalur trekking dengan pemandangan yang memikat siapa pun.
Ditambah pengelolaan yang baik lewat sistem swadaya masyarakat dan dimulai sejak pandemi Covid-19, bukit Sentul masih menjadi pilihan pariwisata baru bagi masyarakat yang ingin melepas penat karen sibuk bekerja dengan menikmati hutannya. Ini menambah sumber penghasilan baru bagi warga sekitar.
Semua fakta itu menunjukkan olahraga sudah menjadi industri besar, tak terkecuali di Indonesia. Saatnya untuk semakin aktif memperlakukan olahraga tak sekadar kompetisi, tapi juga sebagai peluang dan potensi ekonomi.
Baca juga: Menperin: Kompetisi olahraga pacu penyerapan produk industri lokal
Copyright © ANTARA 2024