Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi menguat, naik 20 poin menjadi Rp11.590 per dolar AS dibandingkan dengan posisi terakhir pekan lalu.
Analis pasar uang Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir, mengatakan keyakinan pelaku pasar bahwa pengumuman hasil Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden pada 22 Juli akan berjalan lancar dan aman menjadi sentimen positif bagi rupiah.
Ia menambahkan, masih masuknya aliran dana asing ke dalam negeri menambah sentimen positif bagi pergerakan mata uang rupiah di pasar valuta asing.
Kendati demikian, ia mengatakan, rupiah masih rentan terkoreksi dengan harga minyak mentah dunia yang masih di atas 100 dolar AS per barel.
Zulfirman menjelaskan, kekhawatiran akan peningkatan ketegangan di Timur Tengah dan Ukraina dapat mendorong harga minyak mentah meningkat dan kondisi itu dapat menghambat perbaikan defisit neraca perdagangan dan transaksi berjalan Indonesia.
"Dengan kondisi yang ada, diperkirakan rupiah bergerak di kisaran Rp11.510-Rp11.640 per dolar AS," katanya.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada menambahkan, rupiah mulai terapresiasi awal pekan karena tidak banyak terjadi lonjakan harga dan pelaku pasar menjadikannya sebagai dasar asumsi bahwa tidak akan terjadi lonjakan inflasi.
"Tampaknya sebagian pelaku pasar uang mencoba mengesampingkan sentimen negatif menjelang keputusan final Komisi Pemilihan Umum dan lebih melihat kepada data ekonomi domestik seperti inflasi di sepanjang bulan puasa ini," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014