Lahan tersebut disiapkan sebagai area investasi yang dapat dimanfaatkan oleh investor untuk mendukung kebutuhan daging dan meningkatkan produksi susu di Indonesia secara berkelanjutan

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) menyiapkan 1,5 juta hektare lahan sebagai area investasi untuk pengembangan peternakan sapi perah dan pedaging, guna meningkatkan produksi daging dan susu di Indonesia secara mandiri.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan Agung Suganda di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa lahan tersebut disiapkan untuk peternakan sapi perah, guna meningkatkan produksi susu nasional dan mendukung kebutuhan daging dalam negeri melalui investasi.

"Untuk saat ini, inventarisasi lahan yang disiapkan dari Ditjen PKH, kalau tidak salah, angka koreksi mungkin 1,5 juta hektare untuk investasi sapi perah maupun sapi pedaging," katanya.

Lahan tersebut disiapkan sebagai area investasi yang dapat dimanfaatkan oleh investor untuk mendukung kebutuhan daging dan meningkatkan produksi susu di Indonesia secara berkelanjutan.

Dengan strategi ini, pemerintah berharap dapat menarik minat investor dalam mendukung program peningkatan populasi ternak dan produksi susu nasional melalui pengembangan peternakan sapi yang modern.

Selain itu, Kementan akan membentuk klaster peternakan dan memperkuat kelembagaan yang melibatkan perusahaan, koperasi, dan kelompok tani, demi menciptakan sinergi antara pemerintah dan pelaku usaha.

Upaya ini juga menjadi bagian dari dukungan Kementan terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang merupakan inisiatif pemerintah untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap makanan bergizi.

Kementan menilai pentingnya kolaborasi dengan sektor swasta karena keterbatasan anggaran negara dalam memenuhi kebutuhan pangan secara menyeluruh, terutama dalam hal peningkatan produksi susu dan daging.

Melalui sinergi dan koordinasi ini, Kementan berharap dapat memastikan keberlanjutan pasokan daging dan susu dengan dukungan berbagai pihak yang berkontribusi terhadap ketahanan pangan nasional.

"Artinya, secara bersama-sama, kita menggerakkan seluruh lini untuk peningkatan produksi daging dan susu," kata Agung.

Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan bahwa pemerintah menyiapkan tiga lahan untuk peternakan sapi perah, guna meningkatkan produksi susu nasional dan mendukung kebutuhan dalam negeri melalui investasi Vietnam.

Mentan mengatakan bahwa pemerintah telah menyiapkan lahan di tiga lokasi yakni di Sulawesi Tengah, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan, sebagai tempat pembangunan peternakan sapi perah investasi dari Vietnam.

“Kami sudah meninjau Poso (Sulawesi Tengah) bersama perusahaan TH Group (perusahaan asal Vietnam). Di sana ada lahan seluas 12 ribu hektare, sementara di Sulawesi Selatan ada 30 ribu hektare dan di Kalimantan Tengah 50 ribu hektare,” kata Mentan.

Dia menyampaikan bahwa TH Group merupakan perusahaan besar asal Vietnam yang siap mendukung Indonesia dalam meningkatkan produksi daging sapi dan susu domestik.

"Mereka berencana mengembangkan industri pembibitan sapi, budidaya ternak, pemenuhan pakan berkualitas, distribusi, pengolahan, serta peningkatan kapasitas peternak lokal," ujarnya.

Ia menerangkan bahwa investasi dari Vietnam merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman (MoU) di bidang pertanian yang telah ditandatangani pada 19 Mei 2024.

Mentan menambahkan bahwa impor sapi indukan sangat penting untuk mempercepat ketersediaan susu dalam program yang dicanangkan Presiden. Pasalnya, mengandalkan sapi indukan yang sudah ada akan membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai swasembada.

“Rencana investasi dari Vietnam dengan pengadaan sekitar 250 ribu ekor sapi ini akan berdampak besar bagi kepentingan nasional,” ujar Mentan.

Baca juga: Kementan berencana impor 1 juta sapi perah dalam lima tahun
Baca juga: Mentan: Tiga lahan siap untuk peternakan sapi perah investasi Vietnam
Baca juga: Kementan jalin komitmen pasokan 2 juta sapi hidup untuk makan bergizi

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2024