Jakarta (ANTARA News) - Dirut PT Pertamina (Persero), Ari Soemarno, memastikan semua dokumen penting milik perusahaan dapat diselamatkan menyusul kebakaran hebat yang melanda Kantor Pusat Pertamina di Jalan Perwira, Jakarta Pusat, Senin pagi. "Semua data dan sistem bisa diselamatkan, sebab kita punya 'back up' yang baik," katanya di Jakarta, Senin. Menurut dia, tiga lantai yang terbakar yakni 19, 20, dan 21 bukanlah tempat operasional Pertamina. "Kegiatan operasional berada di lantai 18 ke bawah," katanya. Ari juga memastikan kegiatan distribusi bahan bakar minyak (BBM), ekspor dan impor BBM serta minyak mentah tidak terganggu. "Semua normal," katanya. Namun, karena sistem komputernya mati, untuk sementara semua kegiatan operasional pendistribusian BBM dilakukan secara manual di Gedung Komisaris Pertamina yang masih berada dalam kompleks tersebut. Lantai 19 merupakan ruang Wakil Dirut Pertamina, Iin Arifin Takhyan, dan sebagian digunakan pengendalian operasi tanker BBM. Lantai 20 adalah ruang kerja Ari Soemarno dan sejumlah staf ahli dan lantai 21 merupakan aula. Untuk sementara, katanya, ruang kerja dirut dan Iin dipindahkan ke Gedung Komisaris Pertamina. Saat ini, stok BBM Pertamina dalam kondisi cukup aman yakni sekitar 23 hari. "Kita juga pastikan distribusi BBM menjelang Lebaran ini tidak terganggu. Tetap sesuai dengan rencana," katanya. Kerugian Mengenai kerugian Ari mengatakan, saat ini masih dihitung. Gedung tersebut sudah diasuransikan ke PT Tugu Pratama Indonesia. Ia juga membantah adanya sabotase dalam kasus kebakaran itu. "Saat ini, tim forensik dari kepolisian tengah menyelidiki sebab-sebab kebakaran," ujarnya. Karyawan Pertamina hari ini diliburkan, namun Selasa sudah kembali normal seperti semula. Api yang mulai muncul sekitar pukul 04.30 WIB dapat dipadamkan pada pukul 11.00 WIB. Sebanyak 30 unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan guna memadamkan api. Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro dan Menneg BUMN Sugiharto meninjau langsung kejadian kebakaran itu. Saat ini, sistem kelistrikan di gedung berlantai 21 itu masih padam. (*)

Copyright © ANTARA 2006