Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Pusat melakukan identifikasi risiko dan penyebab terjadinya stunting pada kelompok sasaran sebagai rencana tindak lanjut (RTL) penanganan kasus stunting di wilayah tersebut.

"Kajian dan penyusunan RTL audit kasus stunting II Jakarta Pusat tahun 2024 ini untuk menyusun rekomendasi penanganan kasus," kata Kepala Suku Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) Jakarta Pusat, Dwi Wahyu Rianti di Jakarta, Kamis.

Selain itu untuk ​​​​​​perbaikan tata laksana kasus serta upaya pencegahan. Kegiatan ini diikuti oleh sebanyak 63 tim teknis dan tim pakar dari tim audit stunting Jakarta Pusat periode tahun 2024-2026.
Dalam pertemuan ini, seluruh jajaran melakukan analisis faktor risiko terjadinya stunting pada anak usia di bawah dua tahun (bayi bawah dua tahun/baduta) dan bayi bawah lima tahun (balita).

Hal itu sebagai upaya pencegahan, penanganan kasus dan perbaikan tata laksana kasus serupa.

Baca juga: Jakpus tingkatkan peran tim pendamping keluarga untuk cegah stunting

Selain itu, kegiatan ini juga menghadirkan sejumlah narasumber yang ahli di bidangnya untuk memberikan pemaparan dalam memperkuat analisis dan menambah wawasan terkait penanganan stunting di Jakarta Pusat.


Sekretaris Kota Jakarta Pusat (Jakpus), Iqbal Akbarudin mengatakan, kegiatan ini merupakan tahapan keenam dari aksi konvergensi dan identifikasi dari berbagai kasus stunting yang ada.
Kajian yang dilakukan ini akan mengelompokkan masing-masing potensi dari kasus di Jakpus. Kegiatan kajian ini melibatkan ahli gizi, ahli anak, bidan dan juga rumah sakit, sekaligus memetakan kondisi stunting di wilayah tersebut.

Baca juga: Jakpus perkuat peran tim PKK untuk turunkan angka stunting

Setelah itu hasil dari kajian ini akan direkomendasikan untuk mendapatkan rangkaian solusi dan upaya pendampingan secara berkelanjutan agar bisa melakukan percepatan lebih baik lagi.

"Jadi penanganan kasus stunting tidak hanya melibatkan tenaga kesehatan saja. Ke depannya diharapkan masyarakat melalui tim pendampingan keluarga (TPK) di setiap kelurahan turut aktif melakukan penanganan," kata Iqbal.

Iqbal juga berharap seluruh masyarakat dapat terlibat langsung dalam menangani dan menuntaskan kasus stunting atau tengkes demi kepedulian kesehatan bersama.

Berdasarkan hasil intervensi serentak stunting yang dilakukan pada Juli 2024, data balita stunting yang telah dilakukan validasi oleh Suku Dinas Kesehatan Jakpus sebanyak 1.080 balita.

Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024