Jakarta  (ANTARA News) - Kementerian Negara Koperasi dan UKM segera merintis program koperasi etalase yang menjaring koperasi-koperasi di daerah yang memiliki kegiatan kerja atau keunggulan spesifik dan unik.

"Dalam koperasi etalase ini diharapkan dalam satu kabupaten/kota minimal ada satu koperasi yang bisa diunggulkan," kata Deputi Menteri Negara Koperasi dan UKM Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha Chairul Djamhari di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan, melalui program tersebut pihaknya ingin mengubah paradigma koperasi yang baik adalah koperasi besar.

Padahal sampai sejauh ini koperasi yang mempunyai modal, anggota, dan SHU besar rata-rata adalah koperasi karyawan dan koperasi simpan pinjam.

"Kami akan mencari koperasi-koperasi di mana pun yang mempunyai keunggulan spesifik jadi tidak semata-mata koperasi yang bermodal besar," katanya.

Pihaknya justru akan membantu mencarikan sumber-sumber permodalan bagi koperasi tersebut sesuai dengan keunggulan kompetitifnya itu.

Chairul menyatakan prihatin atas kondisi perkoperasian sekaligus paradigmanya saat ini. Koperasi di Indonesia jumlahnya mencapai 116.000 unit, dari jumlah itu koperasi yang secara empirik berkinerja baik adalah koperasi karyawan dan koperasi simpan pinjam.

Ia ingin menggeser paradigma tersebut termasuk jangan sampai timbul pengertian bahwa koperasi yang baik adalah koperasi yang memiliki modal, anggota, dan SHU yang besar.

Koperasi yang dicari terutama adalah koperasi yang basis kerjanya strategis dan unik sehingga kalau hal itu dapat direalisasikan maka akan ada koperasi yang dapat diunggulkan di masing-masing daerah.

Chairul mencontohkan, di Jawa Timur ada sebuah koperasi primer yang mempunyai paket program kerja berupa enam skim kredit mulai dari asuransi, kredit modal kerja, kredit organisasi, dan sebagainya.

Contoh lain, ada sebuah koperasi yang mengelola pertambangan batu gunung. Koperasi tersebut terbagi dalam tiga divisi yaitu eksplorasi, pengelolaan, dan pemasaran.

Jadi koperasi tersebut mengeksplorasi, mengelola, hingga memasarkan batu gunung yang diolah menjadi hiasan alias menangani rantai kerja dari hulu ke hilir.

Ia mencontohkan koperasi lain di Sulawesi Selatan yang mengelola perbungaan yang mampu menghimpun pemasok bunga di kawasan itu. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009