Surabaya (ANTARA News) - Nama merek internasional "MyHalal" yang berpusat di Australia siap memasarkan produk buatan warga NU ke seluruh dunia, khususnya 44 negara Muslim di dunia.

"MyHalal itu bukan menjual barang, tapi menjual brand untuk produk berkualitas, harga terjangkau, berstandar internasional, dan halal, bahkan barang Indonesia akan mendunia dengan merek itu," kata Direktur PT MyNU Moh Lutfi Handayani selaku pemegang paten merek MyHalal di Indonesia di Gedung PWNU Jatim, Minggu malam.

Didampingi Direktur Utama MyHalal Nick Ieronimo di sela-sela peluncuran lima produk NU yang pertama kali diberi merek itu, ia menjelaskan MyHalal yang akan dikembangkan ke seluruh Indonesia itu diluncurkan pertama kali di PWNU Jatim.

"Pemilik MyHalal memang non-Muslim, tapi mereka sudah berpengalaman hampir 25 tahun dalam memasarkan produk-produk negara Muslim dengan merek itu. Sekarang, mereka mulai masuk Indonesia dan menggandeng NU dengan peluncuran perdana di Jatim," katanya.

Selain 100 persen produk Indonesia, MyHalal juga akan membantu produk warga NU yang potensial.

"Kalau membutuhkan dana, mereka siap membantu, lalu mereka yang akan memasarkan. Tidak hanya itu, 2,5 persen dari pendapatan mereka akan disumbangkan ke NU," katanya.

Untuk pemasaran produk MyHalal ke seluruh Indonesia, mereka mengawali dengan bekerja sama dengan Koperasi An-Nisa Jatim yang dikelola Muslimat NU Jatim.

"Mereka siap menyalurkan produk langsung ke koperasi sebagai agen, tapi bisa juga direct selling," katanya.

Selain itu, MyHalal juga akan bekerja sama dengan sejumlah koperasi pesantren di seluruh Jatim dan beberapa swalayan modern.

"Merek MyHalal itu cukup besar hurufnya, sehingga masyarakat Muslim tak perku mencari huruf Halal yang selama ini hanya kecil," katanya.

Sementara itu, Direktur Utama MyHalal Nick Ieronimo menegaskan bahwa pihaknya menargetkan akan dapat memasarkan 20-30 produk warga NU dalam beberapa bulan ke depan.

"Kami juga akan memberikan CSR satu persen kepada masyarakat Indonesia, seperti panti asuhan," katanya.

Tentang produk Indonesia yang kini sudah dikembangkan, ia menyebut lima produk yakni kecap, saos tomat, sambal, kopi, dan beras.

"Semuanya merupakan produk pengusaha NU, sehingga kami tidak melakukan impor barang asing ke Indonesia, bahkan sebaliknya," katanya.

Ditanya alasan memilih Jatim sebagai tempat peluncuran perdana, ia mengatakan Indonesia merupakan negara Muslim terbesar di dunia dan MyHalal merupakan merek untuk makanan dan minuman "Halal".

"Muslim terbesar di Indonesia adalah NU dan mayoritas warga NU ada di Jatim," katanya dalam peluncuran yang dihadiri Ketua Umum Koperasi Mabadiku Bintang Sembilan, Irnanda Laksanawan, dan Ketua Pusat Koperasi An-Nisa Jatim Hj Yayuk Wahyuningsih.

Dalam kesempatan itu, Ketua Umum Koperasi Mabadiku "Bintang Sembilan" Irnanda Laksanawan menyatakan kerja sama dengan MyHalal yang merupakan merek terpercaya di dunia akan membuat produk-produk warga NU bisa menguasai dunia.

"Tentu, hal itu akan mendorong kemandirian ekonomi umat," katanya dalam peluncuran MyHalal di sela-sela Buka Bersama PWNU Jatim dengan PCNU se-Jatim yang dihadiri Gubernur Jatim, Wagub Jatim, Pangdam V/Brawijaya, dan Kapolda Jatim itu.

Pewarta: Edy M Ya`kub
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014