Cikarang Dry Port Jababeka fasilitasi ekspor perdana mobil Chery

Jakarta (ANTARA) - Pelabuhan darat umum Cikarang Dry Port, yang dikelola PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA), menjadi tempat ekspor perdana mobil hasil produksi PT Chery Motor Indonesia.

PT Chery Motor Indonesia mengekspor mobil Chery OMODA 5 ke Vietnam sebanyak 120 unit yang pelepasannya dilakukan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

Executive Vice President of Chery International Chen Chunqing dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis, menyebut ekspor perdana Chery OMODA 5 ke Vietnam menjadi momen bersejarah dan komitmen Chery Indonesia untuk berkembang dan memperluas pasar.

"Kami optimis bahwa Chery OMODA 5 akan mendapatkan sambutan yang hangat di pasar Vietnam, seperti halnya di Indonesia. Chery Indonesia akan menjadi produsen mobil dengan pertumbuhan ekspor tercepat," ujar Chen.

Dalam kesempatan ini, Kepala KPPBC TMP Cikarang Souvenir Yustianto menyampaikan apresiasinya atas ekspor perdana mobil tersebut.

"Selamat atas ekspor perdana PT Chery Motor Indonesia, KPPBC Cikarang akan siap untuk mendorong rencana ekspor berikutnya melalui Cikarang Dry Port dalam berbagai bentuk asistensi dan komunikasi," ujar Souvenir.

Ia berharap proses ekspor melalui Cikarang Dry Port semakin meningkat ke depan seiring meningkatnya produksi otomotif di Indonesia.

"KPPBC Cikarang siap mendorong dan mendukung proses ekspor melalui CDP dengan pelayanan yang terus semakin baik melalui berbagai inovasi. Karena itu, KPPBC Cikarang akan selalu menyiapkan dan meningkatkan sumber daya berikut kompetensi dan kapasitasnya, sistem, prosedur dan infrastruktur yang efisien dan efektif sesuai perkembangan dan tuntutan perdagangan global melalui CDP," ujar Souvenir.

Sebagai informasi, Cikarang Dry Port merupakan pelabuhan darat yang didirikan pada 2010 dengan total area seluas 200 hektare, dan dioperasikan oleh PT Cikarang Inland Port, anak perusahaan Jababeka.

Tujuan utama didirikannya pelabuhan ini yaitu untuk mengurangi dwell time (waktu bongkar muat barang di pelabuhan) dari 3,2 hari menjadi target pemerintah selama 2,5 hari.