Beijing (ANTARA) - Canton adalah nama Inggris untuk Guangzhou, ibu kota provinsi sebelah selatan China, Guangdong. Kata "Canton" sendiri berasal dari bahasa Prancis yaitu "canton" yang berarti "sudut" atau "distrik", dalam hal ini mengacu pada pembagian teritorial kecil di dalam suatu negara.

Canton adalah nama yang secara historis digunakan para pedagang dari Inggris untuk Guangzhou selama abad ke-17 hingga ke-19, karena wilayah tersebut punya peranan penting dalam perdagangan China khususnya saat interaksi awal China dengan negara-negara barat. Artinya wilayah itu sudah punya peran signifikan untuk perdagangan luar negeri di kawasan China selatan.

Namun pemerintah China kemudian mengubah nama "Canton" menjadi "Guangzhou" sesuai dengan karakter Mandarin. Namun di kota Guangzhou sendiri lazim digunakan bahasa Canton (粵語 atau 廣東話). Bahasa itu lazim digunakan di provinsi Guangdong, Guangxi, hingga Hong Kong dan Makau. Bahasa Kanton dan Mandarin menggunakan karakter China yang sama tetapi pengucapannya berbeda.
Sudut kota Guangzhou (ANTARA/Desca Lidya Natalia)

Itulah mengapa kota Guangzhou, yaitu kota ketiga terluas di China dengan total wilayah 7.434,4 kilometer persegi punya dua "Canton" utama dan sangat terkenal

Canton Fair

China Import and Export Fair yang kemudian lazim disebut sebagai Canton Fair (Pameran Kanton) pertama kali diselenggarakan pada musim semi 1957. Pameran itu dilangsungkan dua kali setahun yaitu pada musim semi (Maret-April) dan musim gugur (Oktober-November) sehingga pada gelaran

Pameran tersebut menjadi ajang pameran dagang paling besar, terluas dan terlengkap di China yang diselenggarakan di China Import and Export Fair Complex seluas 1,55 juta meter persegi.

Karena terlampau besar, maka produk yang dipamerikan pada Canton Fair ke-136 pada 15 Oktober - 4 November 2024 pun terbagi menjadi tiga fase.

Fase pertama yaitu pada 15-19 Oktober adalah untuk produk elektronik, peralatan rumah tangga, manufaktur, mesin, produk kimia, kendaraan roda empat dan dua, perangkat keras dan sumber energi baru. Fase kedua pada 23-27 Oktober untuk barang-barang rumah tangga, barang seni, jam tangan, proudk rotan, peralatan sanitasi furnitur, dekorasi batu hingga instrumen optik.

Fase ketiga pada 31 Oktober - 4 November adalah untuk mainan anak-anak, garmen, pakaian pria, wanita, anak, perlengkapan kantor, obat-obatan, makanan, produk perawatan pribadi hingga produk hewan peliharaan.
Canton Fair di China Import and Export Fair Complex (ANTARA/Desca Lidya Natalia)

Penyelenggara menyebut peserta dan pengunjung pameran sejak awal penyelenggaraan berasal dari 229 negara dan wilayah di dunia dengan transaksi sekitar 1,5 triliun dolar AS.

Hingga penutupan pada Minggu (4/11), tercatat ada 253.000 orang pembeli luar negeri dari 214 negara. Jumlah pembeli dari negara-negara Timur Tengah tumbuh paling banyak yaitu mencapai 34.000 atau melonjak 32,6 persen dibandingkan Canton Fair edisi 135, sementara pembeli dari Amerika Serikat dan negara-negara Eropa mencapai 54.000 pembeli.

Transaksi ekspor mencapai 24,95 miliar dolar AS sedangkan jumlah peserta yang ikut adalah 30.000 peserta pameran dengan 1,15 juta produk baru.

Dalam ketiga fase Canton Fair, produk Indonesia juga hadir di paviliun internasional yang khusus menjajakan barang-barang dari luar negeri.

Produk retail Indonesia

Setidaknya ada tiga stan perusahaan Indonesia yang ada di paviliun internasional Canton Fair edisi ke-136 bersama dengan beragam perusahaan dari Korea Selatan, Turki, Amerika Serikat, Rusia, Iran, Prancis, Myanmar, Italia, India, Pakistan, Malaysia, Hong Kong maupun Makau.

Stan pertama adalah PT Sinar Antjol, perusahaan penyedia produk rumah tangga dan perawatan pribadi misalnya deterjen, sabun pencuci piring, sabun mandi, "hand and body lotion" dan "lotion" anti nyamuk dengan merek dagang yang terkenal adalah B29.
Produk PT Sinar Antjol di Canton Fair ke-136 (ANTARA/Desca Lidya Natalia)

"Kami juga ada pabrik di kota Nantong, provinsi Jiangsu, China sejak tahun 2000, ada sekitar 100 orang pekerja di sana," kata Export Manager PT Sinar Antjol Agus Tjahjadi yang ditemui ANTARA di Canton Fair pada Minggu (3/11).

Mendapat stan yang dikelilingi oleh perusahaan dari Malaysia dan Makau, Agus mengaku sudah sejak 20 tahun lalu mengikuti Canton Fair.

Produk-produk perusahaan tersebut, menurut Agus didistribusikan baik ke China bagian utara maupun selatan, tergantung permintaan pasar.

"Untuk detergen banyak ke daerah Shanghai kalau sabun mandi itu di sebelah selatan, tapi memang harus diakui pasar di China itu kompetitif ya," ungkap Agus.

Namun Agus menyebut keikutsertaannya di Canton Fair bukan hanya menyasar pasar China melainkan juga ke negara lain karena Canton Fair telah terkenal didatangi pengunjung dari berbagai negara.

PT Sinar Antjol, ungkap Agus, juga punya pasar yang cukup besar di benua Afrika, terbukti perusahaan itu punya rekanan setidaknya di dua negara yaitu PT Peace Indo di Ghana dan PT Peace Sukses di Etiophia.

Sedangkan perusahaan lain yaitu PT Cahaya Subur Prima juga bergerak di bidang perawatan pribadi seperti sabun mandi batangan, sabun multi guna, sabun tangan, sampo, dan lainnya dengan merek Switso, papaya, hingga leora.

"Pabrik kami hanya di Tangerang, kami di sini lebih menyasar pembeli untuk negara ketiga seperti Afrika dan Timur Tengah," kata wakil PT Cahaya Subur Prima Stefanus Hasril Noersali kepada ANTARA.

Stefanus menyebut perusahaannya sudah ikut Canton Fair bahkan lebih dari 10 kali untuk dapat memasarkan produk yang bahan bakunya berasal dari kelapa sawit itu.

Perusahaan ketiga adalah PT Bukit Perak yang juga memproduksi barang-barang perawatan pribadi berupa sabun mandi, sabun tangan, detergen dan produk perawatan lain dengan merek Actimed, Bea, Luv, Vida dan berbagai merek lain.

"Kalau saya sendiri sudah ikut sejak Canton Fair ke-112," kata Area Export Manager PT Bukit Perak Adhitiawan Haryono sambil memamerkan pin keikutsertaan dari setiap Canton Fair.

Di China, produk-produk perusahaan tersebut tersebar. Di China bagian utara seperti di Qingdao dan Tianjin lebih ke produk sabun mandi sedangkan di China sebelah setalah adalah detergen.

"Semua produk sama antara yang dipasarkan di Indonesia dan China, mungkin ada sedikit perbedaan di parfum," tambah Adhitiawan.

Adhitiawan menyebut PT Bukit Perak juga memiliki pabrik di Ethiopia, selain pabrik utama di Semarang. Orang-orang yang berkunjung ke Canton Fair bahkan pernah mendatangi pabrik PT Bukit Perak untuk mengecek langsung produk yang mereka tawarkan.

Selain tiga perusahaan perawatan tubuh tersebut, ada satu perusahaan besar asal Indonesia yang juga membuka stan di Canton Fair ke-136. Berbeda dari ketiganya, perusahaan ini mendapat stan di luar paviliun internasional sehingga dianggap setara dengan "perusahaan China".

Perusahaan tersebut adalah Kawan Lama Group yang bergerak di bidang industri komersial, ritel konsumen, makanan dan minuman, properti dan perhotelan, komersial dan teknologi serta manufaktur dan teknik dengan 30 merek antara lain Krisbow, Ace, Informa, Chatime, ruparupa, Danakini, Golden Living, Living world, Toys Kingdom dan lainnya.

Namun berbeda dengan tiga perusahaan sebelumnya, Kawan Lama Group di China punya kantor pembelian (buying office) di Jiangmen, provinsi Guangdong, berjarak 1,5 jam perjalanan darat dari Guangzhou.

Lokasi itu dipilih karena ayah dari chairman Kawanlama Group, Kuncoro Wibowo, berasal dari kota Jiangmen, sehingga ia pun ingin membuat kantor pembelian di kampung halaman ayahnya.

Kantor pembelian tersebut berfungi menjadi pusat pembelian barang-barang dari berbagai wilayah di China dengan sistem OEM yaitu atau "Original Equipment Manufacturer".

Produk OEM artinya suatu barang diproduksi oleh satu perusahaan, tapi dijual kembali oleh perusahaan manufaktur menggunakan merek lain. Komponen yang dijual itu dapat langsung dijual kembali oleh perusahaan pembeli menggunakan merek lain atau mengolah komponen ke produk yang baru, sedangkan untuk merek aslinya, dapat disebutkan atau pun tidak.

"Pasar Indonesia sekarang sangat penting bagi China, karena dulu pasar utama China adalah AS dan Eropa tapi setelah ada banyak larangan dan harus ada berbagai sertifikasi, mereka harus menjual produknya ke pasar lain dan Indonesia adalah pasar yang bagus dengan populasi hampir 300 juta orang, keempat terbesar di dunia," kata Manajer China bagian selatan Purchasing Center Leo Li yang ditemui ANTARA di Canton Fair.

Pada Canton Fair kali ini, Leo menyebut, ada sekitar 100 orang dari kantor pusat di Jakarta yang datang.

Pasar Indonesia, menurut Leo, saat ini berubah sangat cepat, khususnya setelah pandemi untuk pasar generasi muda karena usia rata-rata penduduk Indonesia adalah 29,7 tahun.

Leo menyebut orang-orang dalam rentang usia tersebut tidak terlalu peduli dengan harga maupun usia produk seperti generasi sebelumnya, tapi lebih ingin mengikuti desain terkini dan barang-barang fungsional terbaru.

Akibatnya adalah mereka membeli produk lalu menggantinya dalam tempo cepat menyesuaikan dengan selera dan rasa yang mereka inginkan, permintaan akan produk-produk baru dari Indonesia pun meningkat.

"Ke depan Kawan Lama saya pikir akan ekspansi ke ODM atau 'Original Design Manufacturer' sehingga kami meminta produsen di China membuat barang sesuai dengan desain yang kami lihat cocok dengan pasar Indonesia, karena pasar mempertimbangkan desain dan barang yang tampak mewah," jelas Leo.

Canton Fair, menurut Leo, memiliki segala barang yang dibutuhkan di China, dan bahkan dengan mengikuti pameran tersebut, Leo dapat memahami tren barang apa yang sedang diminati di China dan negara lainnya.

"Jadi sebenarnya datang ke sini juga untuk mengetahui produk apa yang banyak disukai market," ungkap Leo.

Canton Tower

Selain Canton Fair, nama "Canton" juga digunakan untuk satu bangunan tinggi menjulang yang menjadi ikon kota Guangzhou yaitu Canton Tower atau Menara Canton yang terletak di poros tengah kota Guangzhou dan Sungai Pearl.

Pemandu wisata menyebut menara tersebut adalah menara tertinggi di China dan tertinggi ketiga di dunia yaitu dengan tinggi 600 meter dengan badan utamanya sepanjang 450 meter dan antena sepanjang 150 meter. Menara itu aslinya difungsikan untuk menara stasiun TV.
Pemandangan kota Guangzhou dari ketinggian (ANTARA/Desca Lidya Natalia)

Bentuk asli Canton Tower adalah perempuan cantik dan elegan dengan tubuh ramping, bentuk yang unik tersebut terinspirasi oleh tulang sendi pinggul manusia.

Untuk menciptakan kelangsingan dan kelembutan seorang wanita, desainer menara yaitu Mark Hemel dan Barbara Kuit, mengikat dua nampan kayu oval dengan tali karet elastis untuk membentuk pahatan tiga dimensi.

Ketika ia memutar kayu itu di bagian atas sebanyak 45 derajat, muncul bentuk yang menyerupai adonan yang siap digoreng, itulah inspirasi Canton Tower, seorang perempuan yang memutar pinggangnya sambil melihat ke belakang.

Fondasi Menara Kanton tertanam 40 meter di bawah tanah, tiang pancang bahkan memiliki diameter 3,8 meter, sedangkan tiang baja yang membuat menara itu berdiri punya berat total 50.000 ton.

"Pakaian luar" Canton tower adalah kaca laminasi antiledakan berkekuatan tinggi. Setiap kaca segitiga pada permukaan lengkung memiliki ukuran yang berbeda sehingga membuat menara tampak miring secara tiga dimensi.
Canton tower (ANTARA/Desca Lidya Natalia)

Canton Tower sendiri punya beberapa area. Pertama, ruangan pengamatan zona E di ketinggian 488 meter. Lokasi ini adalah dek terbuka di lantai paling atas. Pengunjung dapat melihat panorama Kota Guangzhou dari ketinggian.

Di dek tersebut juga terdapat beberapa atraksi yaitu atraksi "Sky drop" dimana wahana itu membuat pengunjung duduk di kursi lalu naik ke ketinggian 100 kaki kemudian terjun bebas vertikat sehingga menawarkan pengalaman mendebarkan.

Wahana lainnya adalah "bubble tram", (trem gelembung), wahana ini disebut paling populer di Canton Tower karena pengunjung bisa naik ke satu dari 16 kabin kaca yang berputar di sekitar menara. Gelembung berputar di bagian atas badan utama menara pada ketinggian 455 meter sehingga pengunjung dapat menikmati pemandangan kota yang indah baik siang maupun malam hari.
Pengunjung mengantri untuk menaiki "bubble tram" di Canton Tower (ANTARA/Desca Lidya Natalia)

Kemudian di lantai 109 dan 110 adalah "Engineering Marvel Tour Hall" dimana pengunjung dapat melihat simulasi bagaimana melindungi Canton Tower dari badai dan gempa bumi.

Selanjutnya ada dek oservasi bintang dan awan masing-masing di lantai 108 dan 107 atau dek dalam ruangan tertinggi di menara tersebut. Pengunjung dapat menikmati langit biru, awan putih, dan malam berbintang dengan dunia di bawah kaki mereka.

Di zona D dengan ketinggian 334-355 meter ada "Spider Walk", tangga spiral terpanjang di dunia dengan 1.096 anak tangga yang dapat digunakan untuk memanjat menara dari ketinggian 168 hingga 334 meter. Bila menjadi garis lurus, panjangnya mencapai sekitar 1.000 meter. Pengunjung dapat melihat pemandangan kota yang berbeda ke segala arah. Seluruh lantai transparan sehingga dapat untuk menguji keberanian seseorang.

Di zona B dengan ketinggian 84 - 116 meter atau lantai 17-22 ada bioskop 4D Jinyi yang dapat menampung lebih dari 270 orang untuk menonton film. Selanjutnya zona A berada di ketinggian 32 meter.

Di zona ini pengunjung dapat menikmati pemandangan 360 derajat Sungai Pearl dari Outdoor Plaza di lantai dua maupun makan malam di restoran yang menyuguhkan aya makan malam tradisional Canton hingga ruang besar untuk pernikahan dan acara lainnya, dan tidak ketinggalan toko oleh-oleh.

Perjalanan di kota Guangzhou tanpa mengunjungi dua "Canton" tentu tak lengkap, tapi bila tidak sempat singgah ke salah satu "Canton", mungkin perlu datang lagi ke Guangzhou.

Baca juga: Canton Fair ke-136 catat rekor kedatangan pembeli internasional
Baca juga: Canton Fair ke-136 buka peluang pasar lebih luas bagi mitra dagang

Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2024