Kairo (ANTARA News) - Publik Mesir mengecam pelaku perampokan yang menyebabkan kematian mahasiswi Indonesia di Universitas Al Azhar di Kairo dan mendesak pihak berwenang mengusut kasus tersebut.
"Ini kejahatan yang sangat keji dan pelakunya harus dihukum berat," kata Syeikh Agung Al Azhar, Prof Dr Ahmed Al Tayeb, yang pada Sabtu petang (19/7) khusus mengutus Wakil Syeikh Agung Al Azhar Prof Dr Abbas Siman untuk menjadi imam shalat jenazah Gusti Rahma Yani, mahasiswi asal Padang Panjang yang meninggal dunia dalam kejadian perampokan itu.
Usai shalat jenazah, Duta Besar Indonesia untuk Mesir Nurfaizi Suwandi kepada ANTARA mengatakan bahwa keprihatinan atas kejadian itu tidak hanya datang dari publik tapi juga para duta besar yang tergabung dalam Korps Diplomatik ASEAN di Mesir.
Media massa Mesir seperti Al Masri Al Yaoum, Al Akhbar, Al Balad, dan Al Watan mengutip pernyataan Rektor Universitas Al Azhar Prof Dr Osama El Abed dan beberapa tokoh masyarakat setempat yang mengecam tindak kejahatan itu dan mendesak pihak berwajib mengusut tuntas kasus tersebut.
Kepala Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kairo, Windratmo Suwarno, mengatakan Kepolisian Distrik Nasr City telah membentuk dua tim untuk memburu pelaku kejahatan tersebut.
"Kedua tim polisi tersebut saat ini aktif menyisir tempat kejadian untuk memburu pelaku. Pengusutan polisi ini dikawal oleh Al Azhar dan KBRI," katanya.
Nurfaizi mengatakan polisi berjanji menemukan pelaku perampokan itu dalam dua atau tiga hari mendatang.
Kejadian Perampokan
Perampokan terhadap Gusti Rahma Yani terjadi ketika dia bersama satu mahasiswi rekan seasramanya, Rizqana Mursyidah, kembali ke Asrama Buust usai buka bersama di Hayl Asyir, Nasr City Kamis (17/7).
Menurut Rizqana, mereka berdua menumpang angkutan umum yang oleh warga setempat disebut tramco sekitar pukul 20.30. Di dalam mobil yang mereka tumpangi ketika itu sudah ada tiga pria termasuk supir.
Setelah beberapa saat jalan, mobil itu berbelok ke arah kawasan sepi di luar rute. Gusti dan Rizqana mulai curiga dan bertanya mau kemana dan dijawab mau mengisi bensin.
Keduanya pun meminta untuk diturunkan saja, tapi dijawab dengan todongan pisau.
Tanpa pikir panjang, Gusti meloncat dari jendela tramco yang sedang melaju sedang Rizqana bertahan dan dipaksa menyerahkan telepon genggam dan tas jinjing.
Rizqana pun diturunkan setelah ia menyerahkan telepon dan tasnya, namun tangannya terkena sabetan pisau pelaku.
Sementara Gusti terkapar di jalan aspal dan meninggal dunia dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Zein Houm di Majrul Uyyun.
Menurut penuturan beberapa temannya, Gusti tergolong mahasiswi berprestasi.
"Almarhum baru saja naik tingkat empat atau tingkat akhir kuliah di Fakurltas Syariah Islamiyah Al Azhar," kata Tsaqofina Hanifa, mantan Ketua Wihdah, Perhimpunan Mahasiswi Indonesia-Mesir.
"Gusti dinilai berprestasi. Buktinya, Direktur Asrama Putri Al Azhar merasa kehilangan atas meninggalnya Gusti, dan dipuji sebagai mahasiswa rajin belajar dan mengaji Al Quran," kata Presiden Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia Mesir, Amrizal Batubara.
Beberapa petinggi Al Azhar seperti Sekretaris Jenderal Akademi Riset Al Azhar, Penasehat Syeikh Agung Al Azhar, dan Direktur Asrama Mahasiswa Al Azhar hadir saat jenazah Gusti dishalatkan di Masjid Al Salam, Distrik Hayl Asyir, Madinat Nasr, Kairo timur.
Nurfaizi mengatakan, jenazah Gusti akan dipulangkan ke Indonesia untuk dikuburkan di Padang Panjang sesuai permintaan orangtuanya.
Jenazah akan diterbangkan dengan pesawat reguler Turki Air pada Minggu (20/7) dan dijadwalkan tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Senin (21/7) pukul 18.20 WIB.
Dari Jakarta, jenazah akan dibawa ke Padang untuk diserahkan kepada orangtuanya, kata Staf Protokol dan Konsuler Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kairo Puji Basuki.
KBRI menanggung semua biaya pemulangan jenazah dan Kepala Pelaksana Fungsi Protokol dan Konsuler KBRI Kairo Nugroho Yuwono Aribhimo telah pulang lebih dulu ke Indonesia untuk mempersiapkan penyerahan jenazah kepada keluarganya di Padang.
Pewarta: Munawar Saman Makyanie
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014